UIY: Ketidakpercayaan Publik kepada Pemerintah Sudah Sangat Parah

Mediaumat.news – Heboh berita Jokowi kantongi 11.000 triliun yang muncul kembali pasca hoaks sumbangan 2 triliun keluarga Akidi Tio kepada Polda Sumatera Selatan, dinilai oleh Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) bahwa ketidakpercayaan publik kepada pemerintah saat ini sudah sampai pada tingkat yang sangat parah.

“Saya kira ini hari, tadi disinggung ya soal distrust (ketidakpercayaan) publik kepada pemerintah itu, menurut saya sudah sampai pada tingkat yang sangat parah,” ujarnya dalam acara Fokus Live – 2 Triliun Hoaks, 11.000 Triliun? Ahad (8/8/2021) di Channel YouTube UIY Official.

Menurut UIY, segala hal yang coba dilakukan oleh pemerintah publik sudah tidak percaya. Sebab sudah sangat sering masyarakat mendengar dan menyimak perkataan presiden yang belakang hari tidak terbukti.

Ia menyebut, selain soal 11.000 triliun yang tidak terbukti, masih banyak pernyataan yang juga tidak terbukti di antaranya soal 50 juta masker, sudah beli 2 juta avigan, pengangguran digaji, mobil SMK laku 6.000 unit, stop utang luar negeri, stop impor pangan, persulit investasi asing, buyback Indosat, 10 juta lapangan pekerjaan, kabinet diisi profesional, tidak bagi-bagi jabatan, memperkuat KPK, cetak 3 juta lahan pertanian, swasembada pangan, pertumbuhan ekonomi 8 persen, tidak menaikkan BBM, tidak menaikan TDL dan seterusnya.

“Jadi kalau sekarang bahkan berusaha untuk jujur pun itu publik sudah tidak percaya,” ucapnya.

Ia memandang, dalam konteks pembangunan karakter bangsa ketidakpercayaan masyarakat ini adalah sebuah kemunduran yang sangat luar biasa. Sebab basis dari integritas itu yang pertama adalah kejujuran dan kejujuran itu tampak dari kebenaran apa yang diomongkan.

UIY mengatakan, ketika sudah tidak ada satu perkataan dan perbuatan berarti sudah tidak ada kejujuran, ketika tidak ada kejujuran yang ada adalah kedustaan, ketika yang berkembang kedustaan, maka pasti ada intensi sesuatu di balik dusta itu yang disembunyikan. Karena kedustaan pasti memiliki satu maksud yang tidak baik di belakang itu.

“Nah saya kira situasi seperti ini yang kemudian membuka ingatan publik ketika ia berhadapan dengan berita 2 triliun hoaks itu,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: