UIY: Kesadaran Problematik Penting Sekali Ditumbuhkembangkan di Tengah Publik

Mediaumat.info – Menanggapi fenomena masyarakat yang tidak menyadari bahwa saat ini tengah ditindas oleh kapitalis oligarki, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY), menyatakan di situlah pentingnya menumbuhkembangkan kesadaran problematik di tengah publik.

“Itulah, maka, penting sekali kita menumbuhkembangkan kesadaran problematik di tengah-tengah publik,” tuturnya dalam Islamic Hard Talk: Hijrah, Dari Penindasan Sekuler Liberal Oligarkik Menuju Keberkahan Islam Kaffah! di kanal YouTube One Ummah TV, Ahad (7/7/2024).

Menurutnya, kalau orang sudah menyadari bahwa dia punya masalah, itu punya harapan, ada usaha untuk melakukan sesuatu. Tapi kalau dia tidak sadar, enggak akan ada (usaha), apalagi kalau sebaliknya bahwa kalau (menganggap kondisi saat ini) ini baik-baik saja.

“Kalau kita meminjam istilah Ali Syari’ati itu, Rausyan-Fikr (pemikir yang cemerlang), kelompok sadar dan kelompok awam,” ujarnya.

Kelompok sadar itu, dia memandang keadaan itu tidak hanya pada fenomena yang bersifat fisik atau fenomena permukaan, tetapi dia dengan pemikirannya, dengan kesadarannya itu, dia melihat jauh di belakang itu.

“Jadi bukan pada fenomena tapi pada nomenon. Dari something behind apa yang bisa kita lihat,” jelasnya.

Sebelumnya, UIY mengungkapkan, pernyataan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa saat ini kondisi masyarakat baik-baik saja. Masih bisa makan, bisa berpakaian, bisa bepergian, dan lain sebagainya.

Namun, UIY menjelaskan, betul bahwa saat ini bisa makan tiap hari, tapi berasnya dari mana? Impor.

“Betul, kita ini bisa bepergian, tapi BBM-nya dari mana? Siapa yang mengolah di balik itu semua? Betul, kita bisa berpakaian, tapi batikmu dari mana? Jangan-jangan bukan lagi dari Pekalongan, dari Solo, tapi sudah dari Guangzou atau dari mana? Betul kita ini bisa sekolah, tapi arah dari sekolah ini ke mana? Betul, kita ini aman apakah betul-betul aman? Atau, seperti api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa meleduk?” bebernya retoris.

Nah, lanjutnya, ini semua itu harus dilihat oleh mereka yang memiliki kesadaran lebih, kelompok sadar tadi itu.

“Di situlah pentingnya edukasi atau kalau bahasa kitabnya itu tatsqiful ummah, pembinaan umat,” tandasnya.

Paham Akar Masalah

Menurutnya, untuk bagian pertama adalah memunculkan kesadaran problematik, sampai pada memahami betul apa akar masalah dari itu semua.

“Sebab, kalau sekadar paham persoalan, mungkin sekarang ini sudah mulai banyak yang nyadar juga, yang semula dukung rezim, sekarang menyesal,” jelasnya.

Tetapi, lanjut UIY, akar masalahnya itu juga penting. Bahwa akar masalah ini semua adalah akibat dari sistem atau ideologi sekuler kapitalis oligarki.

“Jadi, bukan hanya kapitalis biasa, tapi dari dulu kita kan kapitalis sebenarnya. Memang Orde Lama sosialistik, Orde Baru kapitalis, sekarang ini kapitalis yang lebih liberal lebih oligarki,” kritiknya.

Artinya, betul-betul dikendalikan oleh segelintir orang, bukan hanya dari aspek ekonomi, tapi aspek politik.

“Dan celakanya, sekarang ini simbiosis antara pengusaha dan penguasa itu makin erat, karena, penguasanya menjadi pengusaha,” kritiknya lagi.

UIY menggambarkan hubungan antara pengusaha dengan penguasa. Penguasa yang berkuasa sekarang ini di-back-up oleh perusahaan. Termasuk siapa saja yang menjadi pengusaha, dia punya link-up penguasa.

“Inilah yang disebut peng-peng, pengusaha-penguasa, kalau disingkat lagi menjadi penguasaha yang mengendalikan negeri ini dalam seluruh aspeknya,” terangnya.

Karena, terang UIY, dia sudah menguasai politik, maka bisa atur itu. Undang-undang, peraturan, apa yang diperlukan, apa yang tidak diperlukan, apa yang harus diganti segala macam itu.

“Bahkan, dia juga bisa menentukan siapa yang duduk di situ sebaiknya, siapa yang sebaiknya jangan, segala macam. Lalu siapa yang harus diangkat, siapa yang harus diturunkan,” jelasnya.

Jadi, tegasnya, semua itu ditempatkan di dalam kerangka kapitalisme liberal oligarki. “Nah, jadi ini amat sangat berbahaya, sebab in the longer run atau di dalam masa depan nantinya, itu akan terjadi apa yang sekarang ini digelisahkan oleh publik dunia, apa itu? Kapitalisme gagal,” pungkasnya. [] ‘Aziimatul Azka

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: