UIY: Kekuatan Islam Itu Terletak pada Persatuan

Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) berpendapat bahwa kekuatan Islam terletak pada persatuan. “Kekuatan utama dari dunia Islam itu, terletak pada persatuan,” ungkapnya dalam acara Fokus: Sebutan Kafir, Haruskah Diubah? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (3/4/2022).

Menurutnya, persatuan itu akan terwujud jikalau ada institusi politik yang menyatukannya. “Ada pemimpin politik yang menyatukan, yang itu tidak ada istilah lain kecuali khalifah atau amirul mu’minin atau imam,” tuturnya.

UIY mengatakan bahwa soal ini sudah diketahui Barat. Pada tahun 1924 itu sudah berhasil diruntuhkan. Dan mereka tahu bahwa umat Islam akan berusaha untuk memperjuangkannya kembali. “Karena itulah maka mereka berusaha keras untuk menghambat tegaknya kembali insitusi itu,” jelasnya.

Kekuatan Kedua

Sedangkan kekuatan umat Islam yang kedua, menurut UIY, adalah terletak pada agamanya. “Kedua, bahwa kekuatan-kekuatan umat Islam dan dunia Islam itu terletak pada agamanya itu sendiri,” terangnya.

Menurutnya, Barat tahu substansi-substansi dari ajaran agama Islam itu terkumpul pada rangkaian istilah-istilah di dalam agama Islam itu. “Memang agama yang dirangkai oleh istilah-istilah yang itu ada mengandung makna bahasa, ada mengandung makna syar’i,” bebernya.

Ia jelaskan bahwa istilah-istilah itu mengandung pengertian-pengertian manusia tertentu yang membawa gagasan atau ide, atau ajaran, atau prinsip atau keyakinan. “Karenanya, maka mereka berusaha untuk menyerang dari sisi ini,” terangnya.

UIY menyampaikan firman Allah bahwa mereka tidak akan ridha sampai umat Muslim mengikuti millah mereka. “Millah mereka itu ya millah Yahudi dan Nasrani. Kenapa mereka itu ingin umat Islam mengikuti millah mereka? Supaya kita ini sama. Sama dengan mereka. Kalau sudah sama kita tidak akan menjadi faktor yang menghambat, tidak akan menjadi penghambat dari seluruh keinginan kemauan dan cita-cita mereka. Utamanya di bidang politik ekonomi dan juga agama,” terangnya.

Menurutnya, Allah telah mengingatkan kaum Muslim bahwa Yahudi dan Nasrani akan terus membuat umat Islam sama, sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nisa’ ayat 89 yang artinya: “Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka ….”

Jadi, menurutnya apa yang terjadi sekarang adalah bagian dari perang pemikiran. “Nah kalau perang pemikiran inilah yang membuat umat Islam berbeda dengan mereka. Jadi kalau mereka ingin umat Islam sama dengan mereka, yang pertama memang harus diubah pikirannya,” ungkapnya.

“Pertama yang paling diinginkan dan pikiran tentang keimanan, tentang akidah,” tambahnya.

Perang Istilah

UIY menjelaskan cara-cara mereka dalam mengubah pikiran umat. Karena itulah maka kemudian muncul apa yang disebut Dr Ibrahim yaitu perang istilah. Menurut Dr. Ibrahim itu ada tiga bentuk.

“Pertama adalah berusaha untuk menyimpangkan makna istilah. Misalnya jihad itu diartikan sekedar sungguh-sungguh bukan diartikan sebagai perang. Kedua pendangkalan makna istilah dan yang ketiga ini yang masuk di dalam diskusi kita adalah penggantian istilah dengan istilah yang lain,” bebernya.

Ia mengingatkan bahwa pernah ada usulan untuk mengganti kafir dengan almuwatinun (warga negara). “Kenapa warga negara? Karena mereka warga negara, sama dengan kita,” paparnya.

Menurutnya, argumen-argumen yang menyatakan bahwa istilah kafir perlu dihapus untuk mengurangi pertentangan, justru tidak relevan. “Karena pertentangan yang ada ini memang ada yang dipicu oleh faktor agama, yang itu bisa antar umat beragama, bisa juga intra umat beragama,” jelasnya.

Dia tegaskan bila menggunakan logika itu, maka istilah di dalam agama Kristen itu juga mesti dihapus, karena ada pertentangan di dalam tubuh agama Kristen. “Antara Kristen Katolik dan Kristen Protestan itu berlangsung sampai sekarang,” tegasnya.

“Kemudian di dalam umat Islam pertentangan juga ada, apa ya juga harus dihapus?” pungkasnya.[] Raras

Share artikel ini: