UIY: Islam Wajibkan Perlakukan Tawanan Perang Sebaik-baiknya
Mediaumat.info – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyampaikan, memperlakukan tawanan perang dengan sebaik-baiknya adalah kewajiban di dalam Islam, termasuk terhadap non-kombatan.
“Tawanan itu, itu memang menjadi kewajiban untuk diperlakukan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya dalam Focus to The Point: Sandera Tersenyum, Bungkam Tuduhan Keji Zionis, Senin (11/12/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Sebelumnya, ramai menjadi perbincangan publik dunia tentang yang terjadi saat proses pembebasan warga yang menjadi tawanan perang oleh Hamas.
Dilaporkan, selain tampak sikap simpati dari wajah para sandera, juga terdapat surat untuk anggota Hamas yang isinya menunjukkan perlakuan sangat baik selama disandera. Bahkan ada anak perempuan yang menurut para sandera diperlakukan bagai seorang putri.
Tak ayal, hal ini mengejutkan dunia. “Ini memang mengejutkan dunia, meskipun sebenarnya secara perang dalam Islam itu, itu yang berbilang abad lamanya itu telah menunjukkan secara nyata bagaimana perang dalam Islam itu memang mengalahkan, bukan menghancurkan,” paparnya.
Untuk dipahami pula, sikap Hamas tersebut sesuai dengan pesan Nabi SAW. “Itu sesuai dengan pesan Nabi, bagaimana untuk kita tidak menyasar tempat ibadah, kemudian orang-orang tua, perempuan, anak-anak, pendek kata, warga sipil yang non-kombatan itu,” tambah UIY.
Pukulan Telak
“Saya kira ini akan menjadi pukulan telak bagi zionis,” kata UIY lebih lanjut.
Pasalnya, selain perang secara militer, terdapat perang opini di media-media yang masif dan biasa disebut dengan war in mind atau perang di dalam pemikiran.
Dengan kata lain, Zionis saat ini tengah berupaya memberikan legitimasi atas apa yang mereka lakukan yaitu memerangi Hamas dengan melabeli sebagai kelompok teroris yang telah menimbulkan ancaman bagi entitas penjajah Yahudi sebagai pembelaan diri.
Menurut UIY, hal itu sebagai propaganda yang memang sangat serius digarap Zionis. “Mereka tahu bahwa legitimasi penghancuran Jalur Gaza itu diperoleh jika mereka berhasil memenangkan pertarungan-pertarungan informasi itu,” cetusnya.
Tetapi, melalui peristiwa pelepasan sandera yang malah bersimpati kepada Hamas, menjadi bukti akan kebaikan kelompok pembebasan Palestina itu. Dan sebaliknya, justru menunjukkan kebiadaban Zionis Yahudi.
Sehingga, anggapan sebagian publik terhadap sandera yang dilepaskan dalam kondisi baik-baik saja dikarenakan survive mechanism atau teknik bertahan hidup ketika dalam keadaan kekurangan, seketika terbantahkan.
Sebabnya, usai pelepasan tawanan mereka menceritakan hal yang sekali lagi justru menunjukkan rasa simpati kepada kelompok Hamas. “Mestinya setelah bebas dia bisa mengatakan yang bukan sebenarnya, justru yang ada setelah dia bebas menceritakan hal yang sebenarnya itu,” pungkasnya.[] Zainul Krian