UIY: Inti Dakwah adalah Amar Makruf Nahi Mungkar
Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menegaskan bahwa inti dari dakwah adalah amar makruf nahi mungkar. “Dakwah itu intinya ya amar makruf nahi mungkar,” tegasnya pada program Kajian Inspirasi Dakwah: Amar Makruf Nahi Mungkar, Rabu (30/11/2022) di kanal YouTube Ngaji Subuh.
Menurutnya, amar makruf nahi mungkar adalah perkara yang sangat penting dalam dakwah Islam. Dikatakan sebagai perkara yang sangat besar, pilar dakwah. “Kalau dia pilar dakwah, artinya tidak mungkin ada dakwah tanpa ada amar makruf nahi mungkar,” jelasnya.
Pentingnya amar makruf nahi mungkar, dijelaskan UIY dengan mengaitkan perintah Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104, “Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Selain itu juga sesuai hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, yang artinya, “Barang siapa yang melihat satu kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman.”
Bahkan yang akan menghambat dakwah, ujar UIY, adalah kebalikan dari amar makruf nahi mungkar, yaitu amar mungkar nahi makruf. “Seperti yang dialami oleh Baginda Rasulullah SAW, para khalifah sesudahnya, kemudian sampai para ulama, mujahid, ini hari menghadapi tantangan dakwah dari kekuatan yang menggerakkan bukan amar makruf nahi mungkar, tapi amar mungkar nahi makruf,” ujarnya.
UIY menegaskan, semestinya umat memahami bahwa di dunia ini, di sisi apa pun itu masih ada kekuatan. “Kalau kita belah kekuatan itu menjadi dua: kekuatan amar makruf nahi mungkar dan kekuatan amar mungkar nahi makruf,” tegasnya.
Jadi kalau tidak ada amar makruf nahi mungkar, maka kekuatan-kekuatan amar mungkar nahi makruf akan membesar. “Apakah ada kekuatan amar mungkar nahi makruf?” tanyanya.
Dicontohkannya, sekarang ini tidak mudah untuk menghentikan kampanye L68T. “Menjadi tidak mudah, semestinya mudah tapi ini hari tidak mudah,” ia mencontohkan.
“Itu menunjukkan kekuatan amar mungkar nahi makruf besar,” jelasnya lebih lanjut.
Ternyata bukan hanya di dunia sosial, UIY mengungkapkan di dunia nyata juga terjadi hal tersebut. “Coba perhatikan Qatar sampai sebegitu upayanya mencegah supaya tidak ada kampanye L68T di penyelenggaraan-penyelenggaraan Piala Dunia ini hari,” ungkapnya.
“Ini luar biasa, bagaimana perkara yang demikian jelasnya itu ternyata menjadi tidak mudah karena dia harus berhadapan dengan negara-negara yang sudah mengadopsi itu sebagai bagian dari cara berpikir mereka atau pandangan mereka,” tambahnya.
Ia menilai ini perkara yang jelas besar. “Jika kemaksiatan telah banyak dilakukan, kekuatan kemaksiatan itu bisa menjadi lebih besar sekali dan tidak mudah untuk dihentikan,” nilainya.
Dicontohkannya, saat Gubernur Sutiyoso yang hendak menutup kompleks pelacuran di daerah Jakarta Utara yang sekarang menjadi Islamic Center. “Itu juga tantangannya besar sekali. Kalau bukan gubernur dengan tekad baja, bekas militer, mungkin tidak jadi-jadi,” paparnya.
“Siapa pun yang mau menggeser, malah dia tergeser,” lanjutnya.
Jadi, UIY minta tidak memandang kegiatan amar makruf nahi mungkar sebagai kegiatan yang sederhana, yang kecil, yang remeh. “Justru sekarang ini amar makruf nahi mungkar terasa lemah berhadapan dengan kekuatan amar mungkar nahi makruf,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan, seandainya tidak ada seorang pun, tak ada satu kelompok pun yang melakukan hal ini, seluruh masyarakat abai untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, maka perahu kehidupan ini akan karam sekaligus menenggelamkan dan menghancurkan seluruh isi penumpangnya.
“Bahwa kita tidak boleh sama sekali bersetuju terhadap kemungkaran itu,” tandasnya.[] Raras