Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan, Ekspo Rajab 1443 H sangat penting, karena selain menarik, perbincangannya tentang kondisi umat Islam dan penguasa saat ini.
“Ini bakal sangat menarik karena ini membincangkan tentang dua hal yang sangat penting yaitu tentang diri kita, tentang umat Islam; tentang sesuatu di luar umat Islam yang saat ini menjadi current ruler, penguasa yang existing ini hari,” tuturnya dalam peluncuran Ekspo Rajab 1443 H: Ambruknya Kapitalisme, Tegaknya Peradaban Islam, yang dilakukan secara daring, Senin (21/2/2022).
Terlebih, lanjut UIY, salah satu alasan diselenggarakan Ekspo Rajab tahun ini adalah memang untuk memperingati 101 tahun (berdasarkan hitungan tahun Hijriah) runtuhnya Khilafah Utsmani pada tahun 1924 M.
Dengan kata lain, ungkapnya, selama kurun 101 tahun, praktis umat Islam hidup tidak di dalam kehidupan Islam. “Di dalam kehidupan Islam, diterapkan syariat Islam dan dipimpin oleh khalifah,” jelasnya.
Maka itu, umat Islam kerap mengalami berbagai persoalan, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dll, hingga sekarang.
Kapitalisme
Lantas terkait umat Islam yang saat ini hidup tidak di dalam kehidupan Islam, kata UIY, mereka boleh disebut hidup di dalam sistem atau ideologi bercorak sekuler yakni kapitalisme. “Baik itu mereka yang ada di dunia Barat maupun dunia Timur. Termasuk di dunia Islam itu sendiri,” terangnya.
Terkait itu pula, maka masa depan umat Islam, menurut UIY, tergantung pada dua faktor. Pertama, eksternal. “Tentu saja adalah kekuatan-kekuatan eksternal yang selama ini yang membuat payung dunia Islam itu runtuh; dan terus berusaha supaya payung dunia Islam itu tidak tegak kembali,” urainya.
“Itulah ideologi kapitalisme,” ucapnya dengan menambahkan, meski sekarang masih ada kekuatan sosialisme-komunisme, tetapi kekuatannya sangatlah minor.
Kedua, faktor internal yang kata UIY, berkenaan dengan kemampuan umat Muslim untuk menemukan kesadaran tentang Islam menjadi pondasi kokoh bagi tegaknya kembali kehidupan Islam.
Dengan demikian, tegasnya, kehidupan Islam akan mungkin tegak kembali apabila faktor eksternal tersebut memang berhenti atau ambruk.
Oleh karena itu, kata UIY, Ekspo Rajab kali ini akan membincangkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang bisa diindikasikan sebagai pangkal ambruknya kapitalisme. “Itu yang saya kira akan kita perbincangkan,” tegasnya.
Bangkit
Begitu pun dengan situasi umat Islam saat ini yang menurutnya harus bangkit. “Jika kapitalisme ambruk tetapi umat Islam itu tidak bangkit, juga ibarat main bola itu gawang sudah melompong kagak ada penjaga, tetapi bola tidak ada yang nendang ke dalam, ya enggak gol, kan gitu,” gambar UIY.
Sebaliknya menjadi tidak mudah juga, ketika kesadaran umat Islam untuk bangkit muncul dengan luar biasa, namun faktor eksternalnya masih kokoh.
Sehingga, umat Islam memang membutuhkan peluang bagus di tengah persimpangan yang makin besar demi terwujudnya kembali kehidupan Islam. Semisal, kondisi decline (menolak) kapitalisme dan Islam yang ia nilai sedang naik akhir-akhir ini.
Lebih spesial lagi, beber UIY, Ekspo Rajab kali ini berikut pembahasan topik seputar kapitalisme dan Islam di dalamnya, juga akan disertai dengan telaahan buku berjudul Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis.
Buku yang menurutnya ringkas, karena selain ukurannya kecil serta jumlah halamannya enggak sampai 200, buku tersebut memuat pikiran-pikiran pokok mengenai pemikiran Barat kapitalisme dan kritiknya. “Baik itu kritik ideologi peradaban maupun tsaqafahnya,” tukasnya.
Namun ia berpesan, selain dari segi konsepsi yang menurutnya tak cukup, perbincangan nantinya juga mesti mengangkat segi pemikiran dan fakta-fakta riilnya. “Pemikiran Barat kapitalisme itu bukan sekadar pemikiran, tetapi dia sudah menjadi sesuatu yang sekarang ini begitu rupa sangat hegemonik dan sangat dominatif di hampir seluruh negara di dunia ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, dikarenakan juga ia tidak melihat acara ini kecuali memang termasuk kebaikan, ia mengajak umat untuk tidak membiarkan kebaikan (Ekspo Rajab) ini berhenti pada diri sendiri.
“Sebarkan, ajak sebanyak-banyaknya supaya pahala mengalir kepada kita. Semakin banyak yang ikut di tangan kita, semakin besar pula pahala sampai kepada kita, insyaallah,” pungkasnya dengan mengutip Hadits Nabi SAW riwayat Muslim yang artinya,
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”[] Zainul Krian