UIY Beberkan Tiga Hal yang Membuat Umat Bisa Bangkit

Mediaumat.info – Setidaknya ada tiga hal yang membuat umat Islam bisa bangkit dari keterpurukannya selama ini. Hal itu dibeberkan Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus to The Point: Mau Bangkit? Umat Butuh 3 Kesadaran, Sabtu (15/2/25) di kanal YouTube UIY Official.
Pertama, kesadaran historis. Menurut UIY, kesadaran historis itu penting, oleh karenanya umat Islam sekarang itu tidak bisa dilepaskan dari umat Islam di masa lalu.
Menurutnya, apa yang terjadi sekarang, sesungguhnya terkait erat dengan apa yang terjadi di masa lalu.
“Dengan demikian karena itu jika kita ingin mengetahui mengapa umat Islam menjadi seperti sekarang ini jawabannya sesungguhnya ada di masa lalu, dan kita semua sudah tahu bahwa umat Islam ini hari begini rupa lemah atau mundur di segala bidang terutama di bidang politik,” tegasnya.
Karena, lanjutnya, umat tidak lagi hidup dalam kehidupan Islam, umat tidak lagi dipimpin oleh seorang pemimpin yang semestinya memimpin, hidup di dalam sebuah institusi yang memang institusi yang didirikan atau yang dibentuk tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Selepas Khilafah Utsmani, 1924 runtuh, mestinya juga kemudian umat harus memahami kenapa dia bisa runtuh? Karenanya maka kesadaran historis itu akan menentukan bagaimana umat itu membaca situasi ini hari,” ujarnya.
Situasi ini, sebut UIY, sesungguhnya adalah akibat dari sebuah sebab yang lebih besar, maka ketika umat itu berusaha untuk mencari-cari penyelesaian atau mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi, harus berpulang kepada apa yang dia pahami sebagai penyebab.
“Ibarat kata kalau sebabnya itu adalah genteng bocor, tentu ganti genteng gitu. Tapi kalau persoalannya adalah pondasi yang rapuh maka ganti pondasi kan gitu. Jadi, solusi itu akan terkait dengan apa akar masalah, gitu,“ujarnya.
Kedua, kesadaran politik. Menurut UIY, ketika umat sudah tahu bahwa dulunya begini lalu umat Islam sekarang menjadi begini, maka di situlah pasti akan bicara tentang semestinya bagaimana.
“Ketika mustinya bagaimana, akan kembali lagi kepada pangkal itu, kalau begitu kita mestinya hidup di dalam kehidupan Islam. Kehidupan Islam itu apa? Kehidupan yang di dalamnya diatur dengan syariah secara kaffah,” tegasnya.
Menurut UIY, kesadaran politik itu ketika seorang Muslim punya kesadaran bahwa dirinya, masyarakat, dan negaranya tidak boleh diatur kecuali dengan Islam saja atau syariat Islam saja.
Ketiga, kesadaran partisipasi. Jadi, lanjut UIY, setelah tahu umat Islam itu harus diatur dengan syariat Islam saja, kemudian sementara umat menyaksikan ini hari itu tidak terjadi, maka mestinya umat akan tergerak untuk melakukan perubahan.
“Guna mewujudkan apa? Yang semestinya harus diwujudkan, yaitu tataran kehidupan yang berdasarkan Islam, atau yang diatur dengan sesuai dengan aturan Islam,” jelasnya.
Jadi, sebut UIY, umat tergerak untuk melakukan sesuatu bagi perubahan. “Itulah yang maksud sebagai kesadaran partisipasi,” bebernya.
Terkait hal yang membuat umat tergerak untuk berpartisipasi, menurut UIY, adalah faktor akidah.
“Utamanya tentu adalah akidah. Akidah yang membawa mereka kepada kesadaran bahwa tidak ada kebaikan kecuali hidup ini sesuai dengan Islam, diatur dengan Islam, dan untuk Islam,” ujarnya.
Jadi, menurutnya, di sinilah pentingnya penanaman tauhid, penjelasan akidah yang kokoh, sekaligus juga akidah yang produktif. Artinya, akidah yang mendorong amal.
“Kalau di dalam konteks perjuangan akidah, yang dorong orang itu untuk bergerak berpartisipasi di dalam perubahan itu. Nah itu yang paling penting,” bebernya.
Karena itulah, beber UIY, tidak bisa dipisahkan antara amal dengan iman, iman dengan amal. Sekali dijelaskan tentang akidah harus diikuti dengan buah dari akidah itu yaitu ketundukan atau ketaatan pada syariah.
“Sebaliknya, juga kalau kita bicara tentang pentingnya seorang Muslim pelaksanaan syariah harus didasarkan kepada dorongan keimanan,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat