Mediaumat.id – Apabila definisi dari terminologi teroris adalah individu, kelompok, atau negara yang dalam upayanya meraih tujuan menggunakan kekerasan, maka yang pertama adalah Amerika Serikat (AS) kemudian entitas penjajah Yahudi (Israel).
“Pasti yang pertama adalah Amerika kemudian Israel,” sebut Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus to The Point: Pelanggar HAM No. 1 di Dunia, Sabtu (14/10/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, itu pula yang dikatakan oleh sebuah Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) internasional dalam hal ini komisi fungsional dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNHCR.
“Itu pula yang dikatakan oleh Komisi HAM internasional bahwa pelaku pelanggar HAM yang melakukan kekerasan atas nama apa pun, untuk kepentingan apa pun, itu nomor satu Amerika, berikutnya kemudian Israel,” tandasnya kembali.
Terdepan
Untuk ditambahkan, sebagaimana pemberitaan di portal berita resmi Rakyat Merdeka (RM.id), 24 Januari 2021 silam, Noam Chomsky, seorang filsuf dan sejarawan terkemuka AS menegaskan, Amerika Serikat adalah negara teroris terdepan.
“AS memiliki salah satu pasukan teroris terbesar di dunia. Amerika adalah satu-satunya negara yang dihukum oleh pengadilan internasional terkait terorisme global,” cetusnya, seperti dikutip Pars Today dan TV Rusia RT, Sabtu (23/1/2021).
Professor Emeritus di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat itu menjelaskan, pada 1986, Mahkamah Internasional menghukum AS karena mendukung milisi Nikaragua, melanggar hukum internasional, dan melanggar kedaulatan negara tersebut.
Juga, lanjut pria keturunan Yahudi itu, kinerja pemerintah AS, termasuk pemerintahan era Presiden Donald Trump menunjukkan, mereka akan melabeli kelompok teroris seperti organisasi teroris People’s Mujahedin of Iran (Mujahedin-e-Khalq, MeK atau MKO) –yang sama-sama memusuhi Iran– malah dianggap sebagai pejuang kebebasan.
“Sementara kelompok yang melawan hegemoni AS dan Israel seperti Hizbullah Lebanon, Hamas dan Jihad Islam Palestina, dicap sebagai teroris,” kata pemilik nama lengkap Avram Noam Chomsky ini.
Pada 2011, Laureate Professor Linguistik di University of Arizona itu juga mengingatkan, pemerintah AS menghapus nama MKO dari daftar organisasi teroris asing. Padahal, kelompok itu terlibat aksi teror dan pembantaian terhadap warga sipil di Iran dan Irak.[] Zainul Krian