UIY: Ada Masalah Spiritual yang Serius di Jepang
Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhamad Ismail Yusanto (UIY) menilai ada masalah spiritual yang serius di Jepang.
“Ada masalah spritual yang serius tengah dialami Jepang yang diduga bakal punah karena angka kelahiran yang turun drastis,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (15/8/2023).
Sekira tahun 2006, UIY berkunjung ke Jepang memenuhi undangan workshop internasional yang diadakan CISMOR Dosisha University di Kyoto menemukan fakta unik soal Jepang. Temuannya tersebut terkait dengan spiritual orang Jepang.
“Semua agama, bukan hanya Islam, mengalami nasib yang sama di Jepang. Agama tidak laku dan dianggap out of mind atau berasa di luar alam berpikir mereka,” ujarnya.
Mengutip pernyataan Profesor Hasan Ko Nakata, dulu pernah menjadi Presiden Asosiasi Muslim Jepang, UIY juga menyampaikan bahwa mendakwahi orang Jepang itu bagaikan mendakwahi batu.
“Nyaris bergeming ketika didakwahi. Namun meski orang Jepang tampak begitu skeptis terhadap semua agama, tapi mereka semua sesungguhnya haus spiritualisme dan bahkan doyan tahayul,” imbuhnya.
Hal ini, menurut UIY bisa dilihat apa yang terjadi setiap hari di kuil tertua di Jepang yaitu kuil Asakusa di Tokyo. Kuil yang sangat terkenal dan menjadi tujuan utama turis dari mancanegara yang berkunjung ke Jepang yang dibangun tahun 645 M.
“Di kuil Asakusa ada semacam perapian besar yang berasap dari pembakaran dupa. Mereka yang berkunjung ke sana akan mengipas-ngipaskan asap ke tubuh dan kepalanya. Pengunjung juga akan membeli kertas ramalan yang isinya apa yang bakal mereka alami seminggu,” urainya.
Selain itu, UIY membeberkan walau Jepang terkenal bisa melahirkan banyak teknologi dan sangat rasional namun ketika sudah sampai ke persoalan spiritualisme menjadi sangat tidak rasional.
“Jika boleh kita katakan itu sangat dungu ya. Dari kertas yang dibakar dengan dupa akan menjadi pegangan mereka selama seminggu kehidupannya. Dahaga sekaligus kehilangan spiritualisme ini yang membuat di Jepang tumbuh berbagai sekte keagamaan,” urainya.
UIY menandaskan, adanya kenyataan ini seharusnya menyadarkan bahwa pembangunan yang tidak berlandaskan nilai-nilai transedental yaitu Islam, tidak akan mungkin berhasil. Sekalipun tanpa nilai spiritual mungkin mampu menghasilkan keberhasilan materi yang luar biasa seperti yang terlihat di Jepang.
Namun, UIY meyakini, di sisi lain semua itu justru memperpurukkan mereka ke lembah penderitaan.
“Bukan penderitaan fisik tapi penderitaan sosial dan spiritual yang membuat mereka seperti kehilangan arah dalam meniti kehidupan yang fana ini. Termasuk dalam keinginan mereka untuk menikah dan punya anak. Di mana semua itu membuat Jepang terancam punah karena jumlah penduduknya terus menerus berkurang. Menyedihkan sekali,” pungkasnya.[] Erlina