Ucapan Selamat (Tahni’ah) Terhadap Orang Kafir
Ringkasan dari penjelasan Al Imam Ibnu Qoyyim al Jauziyyah dalam kitab Ahkâm Ahl Adz Dzimmah:
• Ucapan selamat atas selain perkara yang khusus terkait keyakinan mereka; semisal atas pernikahan, kelahiran, kedatangan dari perjalanan atau ditemukannya orang hilang, kesembuhan dari penyakit, keselamatan dari musibah dsb.
~ ada perbedaan riwayat dari Imam Ahmad akan kebolehannya.
~ Pendapat yang diambil adalah sebagaimana pendapat dalam hukum ta’ziyah dan menjenguk mereka (boleh).
~ Namun harus hati-hati jangan sampai tergelincir mengucapkan perkataan yang menunjukkan ridha atas agama mereka.
• Ucapan selamat atas perkara yang khusus terkait keyakinan mereka (sya’a`iril kufri: syiar syiar kekufuran); seperti ucapan selamat untuk hari raya dan puasa mereka:
~ ulama telah sepakat haram hukumnya,
~ kalaupun tidak menyebabkan kekafiran (karena tidak disertai keyakinan membenarkan agama mereka) akan menyebabkan dosa, karena sama dengan mengucapkan selamat atas perbuatan maksiat seperti minum khamr, pembunuhan, perzinahan dsb. Apalagi ini adalah maksiat terbesar (kekufuran/kesyirikan).
فمن هنأ عبدا بمعصية أو بدعة أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه
Barang siapa yang mengucapkan selamat terhadap seseorang atas perbuatan maksiat, kebid’ahan, dan kekufuran maka sungguh dia telah mengundang kemarahan dan murka Allah
~ Bahkan Ulama Ahlul Wara’ menghindari ucapan selamat bagi para penguasa zalim, dan orang-orang bodoh yang naik jabatan. Demi menghindari murka Allah dan jatuhnya harga diri di mata-Nya.
~ Namun jika dalam keadaan dipaksa dengan ancaman ditimpakan keburukan: boleh me datangi dan berkata baik dengan mereka dan mendoakan mereka agar mendapat hidayah taufiq.
Lihat Ibnu Qoyyim al Jauziyyah, Ahkâm Ahl Adz Dzimmah (Beirut: Dar Al Hadits) hlm 153-154[]
Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=230411968478229&id=100045282811384