UAS Dicekal, Direktur FIWS: Singapura Mengidap Islamofobia!

Mediaumat.id – Dicekalnya Ustaz Abdul Somad masuk Singapura dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menunjukkan negara tersebut mengidap islamofobia. “Ini menunjukkan bahwa Singapura adalah negara yang mengidap islamofobia dan anti Islam,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (18/05/2022).

Sesungguhnya alasan-alasan yang mencerminkan islamofobia dan kebencian terhadap Islam dan kaum Muslim, kata Farid, terutama terkait sikap UAS yang setuju terhadap pemboman bunuh diri (dalam konteks perlawanan Palestina atas penjajahan Israel).

Menurutnya, penggunaan istilah bom bunuh diri ini sengaja digunakan untuk menyerang Islam. “Penggunaan istilah bom bunuh diri ini merupakan istilah yang digunakan untuk menyerang Islam oleh pihak-pihak anti-Islam,” ujarnya.

Adapun yang dilakukan oleh kaum Muslim di Palestina itu, lanjut Farid, bukanlah bunuh diri, melainkan perjuangan jihad fisabilillah untuk mengusir penjajah.

Ia menegaskan, sikap Singapura ini pro terhadap Israel dan anti Islam. “Ini sekaligus menunjukkan sikap Singapura yang pro-Israel. Demikian juga hal-hal lain yang disoroti oleh Kemendagri, seperti sikap terhadap agama Nasrani. Ini sebenarnya cerminan dari sikap anti-Islam,” terangnya.

Farid menilai, apa yang dilakukan UAS memang berdasarkan ajaran Islam, yang dianggap oleh Kemendagri merendahkan agama Kristen atau Nasrani.

“Yang dilakukan oleh UAS selama ini adalah pandangan-pandangan yang berdasarkan Islam, seperti ketika menyebut non-Muslim sebagai kafir. Ini kan pandangan-pandangan yang sesuai dengan ajaran Islam yang berdasarkan akidah Islam. Orang yang ada di luar Islam itu ya kafir,” bebernya.

Ia kembali menekankan, UAS adalah seorang ulama yang berkewajiban menjaga akidah umat. “Sebagai seorang ulama, UAS wajib menjaga akidah umat Islam. Jadi, pandangan-pandangan seperti ini adalah pandangan-pandangan yang justru menunjukkan sikap Singapura yang anti terhadap Islam,” tegasnya.

Seharusnya rezim pemerintah Indonesia, sambung Farid, tersinggung berat terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah Singapura, yang menunjukkan sikap anti-Islam. Sementara, Indonesia adalah negara yang mayoritas Islam.

Ia juga mengatakan jika pemerintah Indonesia tidak tersinggung, berarti sama dengan Singapura yang anti-Islam. “Kalau kemudian pemerintah Indonesia tidak tersinggung berarti memang pemerintah Indonesia sejalan pemikirannya dengan negara yang anti-Islam seperti Singapura,” jelasnya.

Farid juga mengatakan, seyogyanya kaum Muslim marah dan menuntut agar ada pemutusan hubungan diplomatik terhadap Singapura.

“Sudah sepantasnya kaum Muslim marah terhadap sikap atau tindakan Singapura. Dan seharusnya menuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan Singapura yang menunjukkan sikap anti Islam dan mencerminkan kriminalisasi terhadap ulama,” katanya.

Terakhir, Farid menegaskan, Singapura bukanlah negara tetangga yang baik. “Di lain sisi, kalau kita lihat Singapura dikenal sebagai negara yang menampung para koruptor. Ini seharusnya menjadi penegas bahwa Singapura bukanlah tetangga yang baik,” pungkasnya.[] Nur Salamah

Share artikel ini: