Tunisia dan Perhitungan yang Salah Mengenai Syam
Berita:
Kementerian Luar Negeri Tunisia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa yang terjadi di Suriah menjelang jatuhnya Bashar al-Assad. Dalam pernyataannya, Tunisia mengutuk keras serangan teroris yang baru-baru ini menargetkan Suriah utara dan menyatakan solidaritas penuhnya dengan Suriah. Tunisia juga menyerukan masyarakat internasional untuk mendukung Suriah agar dapat menjaga kedaulatannya, keamanan rakyatnya, stabilitasnya, dan persatuan wilayahnya. (Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Migrasi, dan Warga Tunisia di Luar Negeri).
Komentar:
Keputusan Tunisia untuk mendukung rezim Bashar al-Assad yang telah banyak menimbulkan penderitaan di Syam menunjukkan sikap yang bertentangan dengan revolusi Islam yang sedang berkembang di wilayah tersebut. Dengan alasan memerangi ekstremisme, Tunisia justru lebih memilih untuk berpihak kepada seorang tiran, sementara mengabaikan genosida yang terjadi di Suriah. Pernyataan yang diambil oleh pemerintah Tunisia menunjukkan keberpihakan terhadap rezim yang berlumuran darah dan pengabaian terhadap aspirasi rakyat Suriah yang menginginkan perubahan.
Selain itu, dukungan resmi Tunisia terhadap Bashar al-Assad juga mencerminkan hubungan yang semakin erat dengan kekuatan kolonial, khususnya Prancis. Kebijakan ini lebih mengutamakan kepentingan politik domestik daripada kepentingan umat Islam, yang menginginkan persatuan dan keadilan. Pemulihan hubungan diplomatik dengan rezim Assad, yang telah bertanggung jawab atas ribuan kematian, semakin memperburuk citra Tunisia di mata dunia.
Pernyataan solidaritas Tunisia terhadap Suriah utara dan komitmen untuk menjaga kesatuan wilayah Suriah menunjukkan kurangnya pemahaman politik yang mendalam. Kebijakan ini terlihat seperti pengkhianatan terhadap keinginan umat Muslim yang menginginkan perubahan, persatuan, dan kembalinya Khilafah yang sejati. Alih-alih mendukung keadilan dan persatuan, Tunisia justru lebih memilih mempertahankan kekuasaan rezim yang tidak mendukung aspirasi rakyat.
Pelajaran yang Dapat Dipetik:
Kesalahan politik yang dilakukan oleh penguasa Tunisia menunjukkan pentingnya kesadaran politik yang berlandaskan hukum syariah Islam. Ketidaktahuan akan hal ini dapat mengarah pada kebijakan yang tidak mendukung kepentingan umat dan semakin memperburuk ketidakadilan. Tunisia perlu menyadari dampak dari kebijakan luar negeri yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip Islam dan lebih mementingkan kekuasaan semata. Dalam konteks ini, mereka harus berhati-hati terhadap campur tangan asing yang hanya menguntungkan pihak-pihak penjajah dan merugikan umat Islam secara keseluruhan.
Ke depan, hanya waktu yang akan membuktikan apakah penguasa Tunisia akan terus mendukung rezim Bashar al-Assad ataukah mereka akan belajar dari kesalahan negara-negara lain yang telah jatuh akibat kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan umat Islam.[]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat