Serial “Ramadhan Karim” Hari Keempat
Tuhannya Ramadhan Adalah Tuhannya Sya’ban, Tuhannya Syawal, dan Tuhannya Bulan-Bulan yang Lainnya
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, dan Dialah sebaik-baik yang berfirman:
(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ)
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 185).
Allah SWT telah mewajibkan kepada umat Islam untuk berpuasa pada siang hari-hari bulan Ramadhan yang penuh berkah, dan juga memerintahkan kepada mereka untuk beribadah pada malam-malam harinya, dengan melakukan shalat Tarawih, serta menginginkan agar mereka menyambut bulan Ramadhan dengan amal-amal shaleh untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT, seperti: membaca Al-Qur’an, membelanjakan uang (berinfak) di jalan Allah, menjalankan aktivitas mengemban dakwah, dan amar makruf nahi mungkar, serta menjaga dan menyambung tali silaturahmi.
Itulah sebabnya, kita melihat banyak orang yang bertaqwa kepada Allah SWT di bulan suci Ramadhan ini, mereka berpuasa di siang hari, banyak beribadah di malam hari, membaca kitab Allah, rajin menghadiri acara bersama dan berjamaah, menunaikan shalat di masjid, serta menjaga dan menyambung tali silaturahmi dengan anggota keluarga. Semua itu adalah hal-hal yang terpuji, dan yang melakukannya mendapat pahala.
Namun ada hal-hal yang pelakunya tidak terpuji, malah dia melakukan dosa yang besar. Hal ini disebabkan karena orang yang mentaati Allah di bulan Ramadhan, meninggalkan syahwatnya yang terdahulu demi beribadah kepada Allah SWT, seperti shalat, puasa, banyak beribadah di malam hari, dan membaca Al-Qur’an, serta menjaga dan menyambung tali silaturahmi, namun ia kembali ke keadaan semula, sebelum Ramadhan!
Untuk orang ini dan yang sepertinya, kita berkata: “Sungguh Anda telah tahu, maka berkomitmenlah, niscaya Anda akan mengetahui jalan kebenaran yang telah Allah tunjukkan kepada Anda dengan karunia, nikmat, dan kemurahan hati-Nya; berkomitmenlah untuk menaati-Nya, niscaya Anda mendapatkan keridhaan-Nya, dan jadilah Anda di antara orang-orang yang mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Tetapi jika Anda beribadah karena bulan Ramadhan, maka Ramadhan telah berlalu dan berakhir, dan jika kamu beribdah karena Allah, sesungguhnya Allah itu hidup dan tidak mati. Jadi beribadalah karena Allah, Tuhannya Ramadhan, juga Dia adalah Tuhannya Sya’ban, Tuhannya Syawal, dan Tuhannya bulan-bulan yang lainnya.” [] Al-Ustadz Muhammad Ahmad An-Nadi
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 13/3/2024.