Tuduh UAS Sebarkan Ajaran Ekstremis dan Perpecahan, Singapura Lampaui Batas

 Tuduh UAS Sebarkan Ajaran Ekstremis dan Perpecahan, Singapura Lampaui Batas

Mediaumat.id – Singapura dinilai telah melakukan tindakan yang melampaui batas karena menuduh Ustaz Abdul Somad (UAS) menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan sehingga ditolak masuk Singapura.

“Terkait ceramah UAS, merupakan aktivitas dakwah yang menyampaikan ajaran Islam. Sehingga Singapura yang mempersoalkan hal ini adalah tindakan melampaui batas,” ujar President of the IMLC (International Muslim Lawyers Community) Chandra Purna Irawan dalam rilisnya yang diterima Mediaumat.id, Kamis (19/5/2022).

Chandra memandang, tuduhan Singapura yang menyebut ceramah UAS menyinggung agama lain karena menyebut non-Muslim sebagai kafir merupakan intervensi terhadap dakwah yang dilakukan alim ulama. Dan hal itu juga dapat dinilai, Singapura telah melakukan stigmatisasi terhadap Islam terutama istilah kafir.

Selain itu, Singapura yang mempermasalahkan materi ceramah agama UAS karena menyinggung ‘bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai tindakan syahid’, menurut Chandra, bom bunuh diri tersebut memang tidak melanggar hukum. Sebab tindakan tersebut merupakan bentuk perlawanan perjuangan melawan penjajah Israel yang telah mencaplok tanah air Palestina.

Berkaitan dengan penjajahan Israel tersebut, Chandra yang juga sebagai Ketua LBH Pelita Umat, menyebut LBH Pelita Umat telah melaporkan Israel ke International Criminal Court (ICC). Dan atas laporan tersebut, saat ini ICC sedang melakukan penyelidikan atas tindakan penjajahan Israel terhadap Palestina.

“Jika Singapura lebih peduli kepada negara Israel, maka Singapura dapat dinilai mendukung tindakan penjajahan, kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang terhadap warga Palestina,” ucap Chandra.

Terakhir, Chandra mengatakan, ada dua praduga kenapa Singapura mengetahui ceramah-ceramah UAS tersebut.

Pertama, Singapura mengetahui ceramah-ceramah UAS itu hasil dari pengamatan sendiri. Kalau betul seperti itu, maka ini seolah-olah menjadi pesan tersembunyi bahwa Singapura yang merupakan negara kecil tetapi mengetahui seluruh kejadian yang ada di dalam negara Indonesia.

Kedua, Singapura mengetahui ceramah-ceramah UAS itu karena mendapat informasi dari oknum pejabat Indonesia. Jika iya, maka dapat diartikan pemerintah telah menyerahkan leher rakyatnya kepada negara lain.

“Terlebih lagi narasi radikal, ektremisme dan lain-lain di negeri ini masih terus dikembangkan,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *