Mediaumat.info – Menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut AS akan menguasai Jalur Gaza dan akan mengelolanya, Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah mengatakan Trump memperlakukan masalah Palestina sebagai kesepakatan bisnis.
“Trump memperlakukan masalah Palestina sebagai salah satu dari kesepakatan bisnisnya,” tuturnya kepada media-umat.info, Ahad (16/2/2025).
Maka dengan itulah, sebut Iffah, Trump mengancam untuk menduduki Gaza, akan merebutnya dan akan membangun kota wisatanya di atas reruntuhan tembok-temboknya, di atas tumpukan tengkorak-tengkorak penduduknya, dengan nama Riviere Timur Tengah.
“Nah ini adalah sebutan untuk pusat atau tempat yang menjadi tujuan wisata unggulan di pinggir pantai. Jadi Trump menyatakan dengan kalimat-kalimat yang sangat tegas menunjukkan bahwa seolah-olah dirinya adalah penguasa bagi Timur Tengah dan termasuk untuk Palestina dan Jalur Gaza. Bagi Trump, tidak ada keinginannya terhadap Timur Tengah, terhadap Palestina yang boleh ditolak,” tukasnya.
Permusuhan Luar Biasa
Ia mengungkapkan, apa yang dikatakan oleh Trump itu menunjukkan permusuhan yang luar biasa terhadap Muslimin. Permusuhan ini ditunjukkan baik oleh Trump ataupun pemerintah Amerika yang ini bagi umat Islam semua bukan hal yang baru atau bukan hal yang menjadi rahasia.
“Semua mata dunia bisa melihat bahwa entitas Yahudi menduduki Gaza itu semuanya adalah atas dukungan Amerika, dan Amerika melakukan take over Palestina secara langsung. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin menyempurnakan bagaimana dukungannya terhadap entitas Yahudi yang menduduki Palestina tadi,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa jika kaum Muslim di berbagai belahan dunia masih abai terhadap problem Palestina dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak pantas menyebut diri mereka sebagai Muslim ataupun Muslimah.
Seharusnya, tegas Iffah, umat Islam menyadari kalau ingin membela Palestina, ingin menunjukkan perhatian kepada sesama Muslim, tentu apa yang dinyatakan oleh Trump seharusnya membangkitkan kesadaran umat Islam. Tidak lain yang dibutuhkan oleh umat Islam di Palestina adalah adanya kepemimpinan politik berdasarkan syariat Islam.
Dengan itulah, kata Iffah, ada seorang khalifah yang memerintah kaum Muslim dengan hukum-hukum syariat. Khalifah akan melihat dengan sangat nyata bahwa dia harus mengomandoi jihad fii sabilillah. Karena umat Islam di Palestina tidak bisa dilepaskan dari pendudukan entitas Yahudi atau bahkan Amerika kecuali dengan itu (jihad dan khilafah).
“Kita sungguh sangat merindukan pemimpin-pemimpin Muslim memiliki sebuah kesadaran, sebagaimana pemimpin Muslim di era yang lalu. Sebagaimana seorang Salahuddin al-Ayyubi. Sebagaimana Sultan Abdul Hamid, Khalifah kaum Muslimin dari Khilafah Utsmani,” pungkasnya.[] Rasman/Alfia Purwanti
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat