Trump Menunjukkan Arogansi Amerika dengan Mengancam Akan Menguasai Terusan Panama
Pada tanggal 22 Desember 2024, Presiden terpilih AS Trump mengancam akan mengendalikan Terusan Panama karena bea masuk yang dikenakan oleh Negara Panama. Dia berkata, “Ini adalah bea masuk yang berlebihan untuk menggunakan terusan tersebut dan bahaya pengaruh China.” Dia menyatakan bahwa terusan tersebut “diberikan kepada Panama dan rakyat Panama, tetapi memiliki syarat dan ketentuan. Jika Panama tidak mengikuti prinsip etika dan hukum atas kemurahan hati ini, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami secara penuh dan secepatnya.”
Presiden Panama Jose Raul Molino menolak ancaman-ancaman ini dan berkata: “Biaya terusan telah dievaluasi secara hati-hati dan transparan. Biaya-biaya ini akan menjaga terusan tersebut dan membantu perluasannya pada tahun 2016, sehingga meningkatkan lalu lintas dan perdagangan global. Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik Panama dan akan tetap demikian. Kedaulatan dan kemerdekaan negara kita tidak bisa ditawar. Terusan ini tidak berada di bawah kendali langsung atau tidak langsung China, Komunitas Eropa, Amerika Serikat, atau kekuatan lainnya (Reuters, 22/12/2024).”
Terusan tersebut saat ini dikelola oleh anak perusahaan CK Hutchison Holdings Limited yang berkantor pusat di Hong Kong, China.
Saluran ini panjangnya sekitar 82 km, menghubungkan samudra Pasifik dan Atlantik melalui Panama, sehingga menghemat waktu berminggu-minggu bagi kapal jika ingin mengelilingi ujung selatan Amerika Selatan. Prancis mencoba membangunnya pada tahun 1878, mirip dengan Terusan Suez, tetapi gagal, bahkan perusahaan mereka menyatakan bangkrut pada tahun 1899 setelah sekitar 22.000 pekerja di terusan tersebut kehilangan nyawa karena penyakit dan kecelakaan.
Amerika datang pada tahun 1903 dan menandatangani konsesi dengan Kolombia untuk melanjutkan pembangunan terusan, namun Kolombia melihat kondisi Amerika tidak adil dan membatalkan perjanjian tersebut, sehingga Amerika bangkit dan mendukung revolusi di wilayah Panama melawan Kolombia. Kemudian sebuah negara baru dibentuk bernama Panama, 3 hari setelah negara ini diproklamirkan, negara mengumumkan pemberian konsesi dan pengelolaan terusan kepada Amerika tanpa batas waktu, dan diresmikan pada tahun 1914. Pada tahun 1977, Presiden AS Jimmy Carter menandatangani perjanjian dengan Presiden Panama Omar Torrijos yang memberikan Panama kendali atas terusan sambil menjamin netralitas permanen terusan dan kebebasan navigasi di dalamnya, namun perjanjian tersebut mulai berlaku pada tahun 1999.
Trump datang dan ingin menduduki kembali terusan itu atau agar Panama memberikan apa pun yang diinginkannya, terutama pengurangan bea masuk, tentu ini merupakan arogansi dan kesombongan karena kekuatan militer Amerika, sehingga senang mengancam negara dan rakyat jika mereka tidak tunduk padanya dan ketentuannya. Namun hal ini akan berbalik melawannya, rakyat serta bangsa-bangsa akan menolaknya, ketika mereka melihat bahwa Allah SWT telah mengirimkan seseorang untuk menyelamatkan mereka dari kejahatan Amerika dengan menguatkan kaum Muslim melalui tegaknya negara adidaya mereka, negara Islan, Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah (hizb-ut-tahrir.info, 25/12/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat