Trump Manipulasi Pasar Lewat Penundaan Tarif?

Mediaumat.info – Penundaan penaikan tarif resiprokal selama 90 hari, kecuali terhadap Cina, yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump, dinilai memicu kekhawatiran serius terkait kemungkinan manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam.

“Keputusan Trump ini memicu kekhawatiran serius terkait kemungkinan manipulasi pasar dan insider trading (perdagangan orang dalam),” demikian penggalan kalimat di sebuah artikel yang dimuat The New Republic (10/4/2025).

Pasalnya, beber artikel tersebut, Trump pernah meminta investor untuk membeli saham beberapa jam sebelum mengumumkan penundaan tarif, dan hal ini bertepatan dengan kenaikan pasar saham. Permintaan ini dilakukan melalui media sosial Truth Social, yang dimiliki oleh Trump Media and Technology Group (TMTG).

Demikian, Trump secara terbuka membanggakan jumlah uang yang diperoleh teman-teman miliardernya, termasuk Charles Schwab dan Roger Penske, dari taktik tarif yang berbahaya ini.

Trump menyatakan bahwa Schwab memperoleh USD2,5 juta atau Rp40 miliar (dengan asumsi Rp16000 per dolar AS) dan Penske USD900 juta atau sekitar Rp14 triliun, dalam satu hari akibat lonjakan pasar saham setelah pengumuman tersebut.

Bahkan secara keseluruhan, para miliarder dilaporkan memperoleh USD304 miliar (Rp4864 triliun) pada hari itu, dengan Elon Musk mencatatkan keuntungan terbesar sebesar USD36 miliar (Rp576 triliun) karena saham Tesla melonjak 23 persen.

Dengan kata lain, tegas artikel tersebut, Trump patut dituding sengaja memanipulasi pasar dengan melakukan operasi insider trading. Hal ini setelah jatuhnya saham AS pasca-pengumuman tarif dua pekan lalu.

Insider trading sendiri merupakan praktik ilegal membeli atau menjual saham berdasarkan informasi penting yang belum dipublikasikan. Praktik ini juga dikenal sebagai perdagangan orang dalam.

Tak ayal, Senator Adam Schiff, kader Partai Demokrat dari California, pada hari Rabu menyerukan penyelidikan atas unggahan Trump yang berjudul “waktu yang tepat untuk membeli”, menandainya sebagai bukti potensial perdagangan orang dalam atau manipulasi pasar saham.

Pun anggota Kongres dari Partai Demokrat, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez dan Senator Elizabeth Warren, juga menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan apakah informasi ini dibocorkan kepada sekutu Trump yang kemudian memanfaatkan lonjakan pasar demi keuntungan pribadi.

Untuk selanjutnya, sebut artikel itu, secara keseluruhan laporan tersebut menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pembuatan kebijakan ekonomi, serta perlunya pengawasan yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan yang dapat merugikan kepentingan publik.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: