Trump Ingin Ambil Alih Gaza, FIWS: Nantang Perang Terbuka

Mediaumat.info – Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengambil alih Gaza, serta menjadikan semacam wilayah “Riviera” di Timur Tengah dan telah meminta Mesir, Yordania untuk menampung warga Gaza dinilai sebagai penantangan perang secara terbuka terhadap umat Islam.
“Pernyataan Trump untuk menguasai Gaza adalah pernyataan penantangan perang secara terbuka terhadap umat Islam,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.info, Kamis (6/2/2025).
Reaksi Farid bukan tanpa alasan, karena menurutnya, pertama, Amerika merampas atau memperoleh dari negara lain dan kemudian diklaim sebagai milik Amerika bukan pertama kali ini saja. Tahun 1898 Amerika menganeksasi Hawaii, Puerto Rico, Filipina, Guam setelah perang Spanyol-Amerika, tahun 1846-1848 sebagian tanah Meksiko seperti California, Texas, Arizona, New Mexico, Nevada, Utah dan Colorada dirampas melalui perang Meksiko-Amerika yang berakhir dengan perjanjian Guadalupe Hidalgo.
“Ya jadi hakikatnya begitulah Amerika menggunakan berbagai cara untuk menguasai negara lain,” ujarnya.
Kedua, apa yang dikatakan Trump sesungguhnya menunjukkan watak asli imperialisme Amerika, yang sebelumnya menipu dengan menggunakan bahasa menyebarluaskan demokrasi, mendukung HAM atau mencegah terorisme, seperti di Irak dan Afganistan.
“Menjadikan Gaza itu, menjadi wilayah yang dikuasai oleh Amerika dan menjadi daerah yang makmur menurut Amerika lalu mengusir penduduk Gaza ke Yordania dan Mesir,” jelasnya.
Ketiga, menunjukan posisi jelas bahwa Amerika negara penjajah, yang mendukung entitas penjajah Yahudi dengan menyokong, mengirirmkan bantuan militer, ekonomi dalam genosida terhadap kaum Muslim di Gaza.
“Oleh karena itu, sikap kaum Muslimin dan negara-negara Muslim seharusnya memposisikan musuh ini sebagai posisi musuh. Artinya, tidak melakukan hubungan apa pun dengan musuh seperti ini,” tegasnya.
Pengkhianatan Penguasa Negeri Islam
Menurutnya, Amerika dengan mudahnya mengendalikan Yordania dan Mesir tanpa rasa malu dan segan, yang notabenenya sebagai negeri Islam karena bantuan-bantuan yang telah diberikan, sebagai bentuk pengkhianatan para penguasa negeri Islam.
“Amerika tidak mungkin berbuat seperti itu kalau, Amerika tahu bahwa penguasa negeri Islam adalah penguasa yang mempunyai harga diri, pembelaan terhadap umat Islam termasuk Palestina. Jadi, lagi-lagi ini menunjukkan pengkhianatan penguasa negeri Islam,” ujar Farid.
Kesombongan nyata Presiden Amerika ini, katanya, menimbulkan salah perhitungan terhadap penduduk Gaza, bangsa perlawanan, dengan pendekatan ekonomi, politik lalu menyerahkan tanah mereka begitu saja. Tanah Palestina bukan hanya milik penduduk Gaza atau Tepi Barat tetapi milik kaum Muslim sedunia.
“Tentu, kaum Muslimin tidak akan tinggal diam, pasti akan menumbangkan penguasa-penguasa pengkhianat dan Amerika yang telah membunuh, merampas tanah kaum Muslimin, dan mengusir dari tanahnya sendiri,” jelas Farid.
Menurutnya, jika Presiden Amerika menginginkan solusi nyata dan perdamaian yang adil seharusnya mengusir penjajah Zionis Yahudi dari tanah Palestina.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat