Trump: Antara Respon Ismail Al-Wahwah dan Putra Salman
Sejumlah channel berita mengutip tiga pernyataan Trump pada pekan lalu yang isinya menghina para penguasa Al-Saud, di mana ia berkata: “Kami melindungi Arab Saudi. Kalian akan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang kaya. Saya mencintai Raja, yaitu Raja Salman. Akan tetapi saya berkata: “Wahai Raja, kami melindungi Anda, sebab mungkin saja Anda tidak akan dapat bertahan selama dua minggu tanpa kami, maka Anda harus membayar tentara kami.”
Maka respon putra Salman adalah: “Semua senjata yang kami peroleh dari Amerika Serikat, kami telah membayarnya, dan tidak ada satupun senjata yang diperoleh dengan gratis.”
**** **** ****
Tidak pernah ada reaksi para penguasa kaum Muslim di masa lalu yang begitu hinanya seperti reaksi yang dibuat oleh putra Salman ini!
Kita semua tahu reaksi Sultan Abdul Hamid II terkait tawaran Herzl dalam hal Palestina, meskipun pada waktu itu Khilafah Utsmani tengah diselimuti kelemahan dan akumulasi utang yang begitu besar.
Dan kita semua tahu kisah Harun al-Rasyid dan Nikephoros Raja Romawi yang mengirim kepada Harun al-Rasyid permintaan untuk mengembalikan harta jizyah yang dulu dibayarkan oleh mantan Ratu Irene, sebaliknya jika tidak dikembalikan maka pedang yang akan berbicara.
Harun al-Rasyid tidak merespon pesan itu kecuali dengan respon sebagai seorang pemimpin para kesatria dan para Khalifah yang agung, di mana ia menulis di balik surat Nikephoros, “Dari Harun Amirul Mukminin kepada Nikephoros anjing Romawi. Sungguh saya telah membaca suratmu wahai putra orang kafir. Ingat jawaban atas suratmu adalah apa yang Anda lihat, bukan apa yang Anda dengar, wassalam.” Kemudian beliau memobilisasi tentara, dan akhirnya kemenangan ada pada kaum Muslim.
Begitulah reaksi dari mereka yang berharap kemuliaan dari Allah! Apakah masih di antara kita yang seperti mereka pemimpin para kesatria dan para Khalifah yang agung? Jawabannya, ya ada. Segala puji hanya untuk Allah, bahwa di antara umat Muhammad masih ada orang yang berjiwa agung, takwa dan baik, mereka ada di antara syabab (aktivis) Hizbut Tahrir dan lainnya. Saya sebutkan sedikit contoh di antara mereka itu adalah kisah Insinyur Ismail al-Wahwah (Abu Anas), yang tengah berkunjung ke Yordania—sebelum kunjungannya berakhir ia ditahan—dan seperti biasanya, paspornya juga ditahan, lalu ia pergi ke Departemen Intelijen untuk mengambil kembali paspornya, dan selama penyelidikan, Abu Anas berkata kepada penyidik mengomentari KTT Islam Arab-Amerika, yang diselenggarakan oleh Arab Saudi pada tahun 2017, di mana Trump berpidato di hadapan 50 penguasa negara-negara Muslim.
Abu Anas berkata: “Trump mengumpulkan para penguasa Muslim bagaikan sepatu (sindiran bahwa tidak ada seorangpun dari mereka yang bisa melawan perintahnya). Mereka memenuhi panggilannya, dan Arab Saudi memberinya hampir 400 miliar. Mengapa hal ini tidak Anda larang (wahai para rezim dan para petinggi intelijennya). Namun mengapa orang-orang yang berjuang untuk menyatukan negeri-negeri kaum Muslim di bawah bendera seorang Imam (Khalifah) yang mulia yang akan menerapkan hukum-hukum Allah, justru hal ini yang kalian perangi!”
Sejauh ini, Abu Anas—semoga Allah membebaskannya dan membalas semua kejahatan mereka yang menahannya—banyak memberikan komentar berapi-api yang ditujukan kepada Trump dan lain-lainnya, di mana semua komentar itu bisa ditemukan di halaman YouTube.
Begitulah seharusnya reaksi diberikan. Sehingga untuk inilah kami menyeru Anda wahai kaum Muslim, yaitu untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat, berjuang bersama dengan orang-orang yang berjiwa agung dan bertakwa, dalam rangka mendirikan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, di mana Khilafah inilah satu-satunya yang akan melenyapkan Trump dan para corong setan yang sejenisnya. [Jaber Abu Khater]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 09/10/2018.