Tragedi Rohingya, Pengamat Timur Jauh Ungkap Siapa Teroris Sebenarnya

Mediaumat.news – Tudingan rezim Myanmar bahwa ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army/tentara penyelamatan Rohingya Arakan) sebagai kelompok teroris yang kemudian diamini pemerintah Indonesia dan Malaysia, dinilai pengamat Timur Jauh Fika Monika Komara sebagai narasi menyesatkan.

“Narasi menyesatkan yang belakangan muncul menyalahkan reaksi umat juga kelompok milisi jihad Islam ini menunjukkan kepanikan melihat reaksi umat Islam dan ketidakjernihan dalam melihat sejarah dan akar konflik di Arakan. Hal ini jelas mengaburkan siapa teroris sebenarnya dari krisis Rohingya. Siapa teroris itu?” ujarnya seperti rilis yang diterima mediaumat.news, Ahad (17/9/2017).

Menurutnya, jelas Myanmar adalah teroris sebenarnya, teroris negara yang telah merebut tanah Islam Arakan yang kaya, berkolaborasi dengan kekuatan kelompok Budha radikal dan dukungan bisu Aung San Suu Kyi di dalam negeri, lalu berkomplot dengan Cina dan Israel di luar negeri, juga berselingkuh dengan korporasi kapitalis untuk mengeruk kekayaan di Rakhine state.

“Ya Myanmar dan seluruh konfigurasi kekuatan di belakangnya adalah negara penjajah dan teroris,” tegasnya.

Fika menegaskan, terorisme yang dilakukan Myanmar adalah teror konstitusional, bermula dari UU Kewarganegaraan Tahun 1982. UU tersebut mencabut hak kewarganegaraan Rohingya.

“Inilah kejahatan konstitusional Myanmar yang kemudian didukung oleh agresi junta militernya, kelompok Budha radikal yang menyebarkan xenophobia, serta bisu dan tulinya sang pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi terhadap genosida dan ethnic cleansing Rohingya,” bebernya.

Anehnya, lanjut Fika, sedikit sekali penguasa Muslim yang bernyali melabeli Myanmar sebagai negara teroris, bahkan belum ada menyeretnya ke mahkamah internasional, apalagi mengirimkan pasukan militer untuk membalasnya. Padahal ini pangkal masalahnya. Namun justru dengan mudahnya pembesar-pembesar rezim itu menuding kelompok jihad defensif seperti ARSA yang berjihad membela darah, tanah, dan kehormatan mereka sebagai Muslim.[]Joko Prasetyo

Share artikel ini: