Tragedi Rohingya, Bukti Kegagalan PBB, ASEAN dan Rezim Multilateral

Mediaumat.id – Menanggapi masalah pengungsi Rohingya yang kembali berdatangan ke Aceh, Direktur Institut Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara menilai ini adalah kegagalan terbesar PBB dan ASEAN serta semua rezim multilateral.

“Tragedi Rohingya masih terus terjadi dan ini adalah simbol kegagalan terbesar PBB dan ASEAN serta semua rezim multilateral yang dibangun di atas tata dunia liberal,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Ahad (1/1/2023)

Fika melihat sudah hampir satu dasawarsa tidak ada penyelesaian yang konkret menghadapi rezim Myanmar dan krisis pengungsi Rohingya. “Astaghfirullah!” sesalnya.

Warga Islam

Keberadaan pengungsi Rohingya yang kembali berdatangan ke Aceh, menurutnya, harus diperlakukan layaknya warga negara Islam, bukan sekadar pengungsi. “Mereka butuh masa depan, jaminan pendidikan, kesehatan dan kehormatan bukan sekadar bantuan tenda, makanan dan obat-obatan,” ujarnya.

Tapi, kata Fika, negara-negara Muslim ASEAN lebih mengutamakan hitung-hitungan beban ekonomi, economy security dibandingkan human security. “Padahal Rasulullah mengajarkan sejak awal Islam, diplomasi Islam dibangun atas dasar keamanan jiwa, darah dan kehormatan manusia. Bukan sekadar masalah beban ekonomi dan batas-batas negara bangsa,” terangnya.

Untuk menyelesaikan masalah Rohingya secara keseluruhan, menurutnya, diperlukan sebuah negara yang memiliki keluhuran visi, yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat kebangsaan apalagi hanya dibatasi oleh kepentingan ekonomi nasional. “National security berbasis ekonomi, ini yang selalu jadi pertimbangan utama dan yang mengerdilkan negeri-negeri Muslim menghadapi rezim predator Myanmar,” katanya.

Negara itu adalah khilafah, yang tanpa ba bi bu menolong satu teriakan seorang Muslimah yang dizalimi tentara Romawi, tanpa ada kalkulasi ekonomi tanpa perundingan basa-basi yang berlarut-larut. “Bayangkan betapa besar komitmen negara warisan Rasulullah ini pada kehormatan jiwa manusia dan perempuan,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: