Sebuah klip video dari dalam kamp yang dibagikan oleh para aktivis di situs-situs media sosial, memperlihatkan seorang pengungsi dari Suriah menggigil di dalam tendanya akibat cuaca dingin. Dia mengimbau kepada otoritas terkait untuk menyediakan bahan bakar minyak untuk mereka.
Para pengungsi di berbagai kamp yang tidak manusiawi telah meminta dukungan dari organisasi-organisasi bantuan dan meminta pertolongan darurat dari otoritas terkait. Mereka mengatakan bahwa hanya sejumlah kecil bantuan yang telah sampai kepada penghuni kamp, yang jumlahnya bahkan tidak cukup untuk 10 persen dari jumlah total pengungsi di kamp-kamp. Sementara itu terjadi kekurangan yang parah akan bahan bakar dan sarana-sarana untuk menjaga suhu tetap hangat di tengah cuaca buruk yang melanda sebagian besar wilayah Negeri Syam.
Sebagai contoh, lebih dari 80.000 pengungsi dari Suriah, di kota Arsal, Lebanon, yang terletak sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, mengeluhkan tidak adanya unsur-unsur dasar kehidupan yang layak, seperti memastikan jaringan pembuangan limbah yang tepat dan pembangunan jalan beraspal. Setiap tahun cuaca buruk mendatangkan malapetaka kepada anak-anak dan perempuan, bahkan pada orang dewasa dan para pemuda di kamp-kamp yang semrawut ini, bahkan di kamp-kamp yang terstruktur.
Merupakan hal yang wajar di bulan-bulan ini setiap tahun untuk menyaksikan adanya salju di pegunungan, serta hujan lebat dan badai yang berturut-turut dengan nama yang berbeda. Namun tidak wajar jika tragedi dan bencana kemanusiaan ini terulang sepanjang tahun-tahun ini karena tidak terpenuhinya syarat kondisi hangat minimum seperti adanya selimut dan bahan bakar minyak, selain kekurangan beberapa bahan makanan utama seperti roti dan susu formula untuk bayi.
Merupakan hal yang wajar pula bagi beberapa daerah untuk mengalami penurunan suhu selama bulan-bulan dalam setahun, tetapi tidak normal untuk menyaksikan anak-anak, terutama bayi, terus menderita di bawah kondisi suhu dingin yang parah.
Hal yang tidak normal dan yang mustahil terjadi. Kita melihat, mendengar, dan mengalaminya dengan umat kita di kamp-kamp pengungsi selama tahun-tahun yang sulit ini, di mana tragedi yang nyata terjadi, bahkan tanpa adanya badai salju. Tragedi nyata ini yang membuka kedok terakhir dari para pengkhianat, para penguasa yang lalai, serta organisasi-organisasi yang mengklaim berjuang untuk kemanusiaan.
Pembentukan kamp-kamp pengungsian dan kondisi kehidupan yang menyedihkan ini yang tidak layak huni bahkan untuk hewan — semoga Allah melindungi Anda darinya — adalah hasil dari klasifikasi manusia berdasarkan hukum kewarganegaraan (kebangsaan) yang menjijikkan yang menyebabkan diskriminasi ras ini. Orang yang memiliki hak untuk menjalani kehidupan yang layak adalah orang yang memiliki kewarganegaraan jika tersedia di negaranya, sementara membatasi orang-orang yang yang disebut ‘asing’ dengan sistem dan hukum yang membatasi kemungkinan menjalani kehidupan yang baik dan stabil. Lalu bagaimana jika orang-orang asing ini memiliki atribut tambahan sebagai pengungsi… terutama di dalam sistem kapitalis yang berorientasi pada kepentingan, yang tidak memiliki nilai bagi manusia?!! Mereka dipaksa tinggal di tempat-tempat yang paling sulit dan kondisi yang paling parah seperti pegunungan yang dingin, gurun yang sangat panas, dan lembah-lembah di mana ada banjir. Seolah-olah kejamnya pengusiran dan pencarian suaka tidak cukup, mereka menambah kekejaman hidup tanpa martabat.
Ketahuilah wahai kaum Muslimin, bahwa begitulah situasi para pengungsi: kelaparan dan penghinaan di negara-negara Muslim dan mereka dikecewakan oleh orang-orang yang menggambarkan diri mereka bertanggung jawab atas urusan para pengungsi ini, yang tidur di pelukan Barat dan bernegosiasi (dengan mereka) setelah mereka menjual darah para syuhada dengan harga dan perjanjian termurah. Nasib para pengungsi dengan kondisi yang menyedihkan dan penderitaan yang kejam tidak lagi dicetak di bagian atas artikel media yang dipolitisasi seperti di tahun-tahun awal krisis Suriah. Dokumen mereka, seperti halnya dokumen-dokumen kemanusiaan lainnya yang terkait dengan perang yang sedang berlangsung, menjadi tidak ada dan digantikan oleh omong kosong politik dan perselisihan kepentingan, seolah-olah mereka adalah objek lelang publik, untuk menanamkan solusi politik Amerika di wilayah itu, yang mengubah citra Bashar si Penjagal menjadi “bayi domba” yang tidak bersalah!
Dan ketahuilah juga bahwa di dalam persatuan kita ada kemuliaan dan pemberdayaan, dan di dalam perpecahan kita ada penghinaan dan kelemahan. Mari kita berjuang demi persatuan kita, dan berusaha untuk hidup dengan perintah syariat Islam dan mengembalikan Khilafah Rasyidah untuk memenuhi janji Rabb Semesta Alam.[]
﴿وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً﴾
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa.” [QS. An-Nuur: 55]
Divisi Muslimah
Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir