Toleransi atau Normalisasi?: Imam Mekah Menghadapi Reaksi Penentangan Karena Menyampaikan ‘Petunjuk’ Tentang Israel dalam Khutbah Jumat
Abdul Rahman al-Sudais membahas ajaran Islam yang menekankan penghormatan terhadap non-Muslim. Dia menguraikan tema tersebut dengan merujuk pada hadis Nabi Muhammad yang berkaitan dengan interaksinya dengan orang-orang Yahudi – dalam sebuah langkah yang dengan cepat dikaitkan dengan upaya normalisasi Arab saat ini dengan Israel.
“Nabi telah menggadaikan baju perangnya kepada seorang Yahudi ketika dia wafat, dia telah berbagi hasil panen dari tanah milik orang Yahudi di Khaybar. Keutamaan yang dia tunjukkan kepada tetangganya yang Yahudi itu akhirnya membuatnya masuk Islam,” tambah pemimpin agama itu.
Khutbahnya disampaikan saat UEA – sekutu dekat Saudi – menjadi negara Arab ketiga yang menormalkan hubungan dengan Israel, setelah Mesir menandatangani kesepakatan damai pada tahun 1979 dan Yordania pada tahun 1994.
Faksi-faksi Palestina bersatu melakukan unjuk rasa yang langka untuk menolak kesepakatan yang didukung AS itu, di mana negara Yahudi hanya menangguhkan, namun tidak secara permanen mencabut rencana pencaplokan Tepi Barat.
Para netizen menanggapi khutbah itu dengan marah yang terlihat sebagai promosi kesepakatan sang Imam, dimana banyak orang mengklaim retorikanya itu untuk membuka jalan bagi Arab Saudi untuk mengikuti jejak dengan UEA dan menjalin hubungan dengan Israel.[]
Sumber: alaraby.co.uk
Ulama Mesir Mohammed al-Sagheer menuduh ulama Saudi itu munafik. “Dia membuka jalan untuk normalisasi dan pengkhianatan dari mimbar suci Mekkah,” tulis Sagheer di Twitter.
Ulama Islam Muhammad al-Shinqiti dari Mauritania juga menuduh Sudais mengeksploitasi podium Masjidil Haram di Mekah untuk mempromosikan normalisasi dengan Israel.