Tokoh Muslim Terhapus dari Kamus Sejarah, Pengamat: Ada Niat Tidak Baik?

Mediaumat.news – Penghapusan nama tokoh Muslim KH Hasyim Asy’ari dari draf Kamus Sejarah Indonesia, dinilai Pengamat Sosial Politik Iwan Januar sebagai niat tidak baik terhadap Islam dan kaum Muslimin.

“Jangan-jangan mereka ini punya niat tidak baik terhadap Islam dan kaum Muslimin. Sampai-sampai ingin menghapuskan tokoh nasional Muslim dalam catatan sejarah,” ujarnya dalam Bincang Sore Spesial Ramadhan: Mengapa Ada Penghapusan Sejarah Islam, Kamis (22/4/2021) di kanal YouTube Sultan Channel.

Iwan mengatakan, penghapusan nama tersebut juga sangat mengejutkan. Sebab, Syekh KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh yang memiliki andil perjuangan kemerdekaan Indonesia ketika mengeluarkan Resolusi Jihad ketika mengusir penjajah Inggris yang ingin merebut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. “Nah pada saat itu pengaruhnya sangat besar terhadap tanah air,” ujarnya sembari mengutip isi resolusi 22 Oktober 1945 itu yang berbunyi,

‘Berperang menolak dan melawan penjajah itu fardu ain (harus dikerjakan tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh’.

Lantas, ia mempertanyakan bagaimana supervisi penerbitan sebuah buku (mengingat dirinya juga seorang editor). “Apakah mungkin buku itu keluar tanpa supervisi?” tanyanya menganalogikan dengan penghapusan nama Sukarno dari sejarah Indonesia yang menurutnya juga tidak mungkin terjadi.

Sehingga, jika tujuan menghapuskan peran tokoh Muslim sekadar menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air (nasionalisme), ia berpendapat, hal itu bisa memunculkan anggapan Islam dengan para tokohnya tidak punya kontribusi di tanah air. “Kalau mau baca sejarah, anak-anak kita tidak akan pernah kenal lagi tokoh seperti Cokroaminoto, KH Agus Salim dan masih banyak tokoh-tokoh Islam itu di sejarah nasional,” tuturnya.

Maka itu, ia berharap para ustaz dengan komunitas anak-anak mudanya tidak sekadar menyampaikan yang asyik-asyik dan menyejukkan. Semisal cara bergaul, menjadi orang sabar ataupun berwawasan. “Tapi juga mengenalkan sejarah-sejarah Islam di tanah air,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: