Mediaumat.info – Selain dari dimensi spiritual berupa keistimewaan kewajiban shalat lima waktu, peristiwa Isra’ Mi’raj jika ditinjau dari dimensi politik telah mengisyaratkan kepemimpinan umat Islam di seluruh dunia.
“Peristiwa Isra’ Mi’raj mengisyaratkan kepemimpinan Islam,” ujar Pakar Fikih Kontemporer sekaligus Founder Institut Muamalah Indonesia KH Muhammad Shiddiq al-Jawi kepada media-umat.info, Senin (27/1/2025).
Bahkan menurutnya, isyarat kepemimpinan tersebut berlaku atas segala agama, bangsa, dan umat lain di seluruh dunia.
Tinjauan ini, kata Kiai Shiddiq, telah diterangkan dengan jelas oleh Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Jie di dalam kitab Qirā`ah Siyāsiyyah li as-Sīrah An-Nabawiyyah (Beirut: Dār Al-Nafā`is, Cetakan I, 1416 H/1996 M, hlm. 75-83).
Bahkan isyarat agung dimaksud, lanjutnya, ada di dalam aktivitas Rasulullah ketika shalat berjamaah di Masjid al-Aqsha, dan tampil sebagai imam dari seluruh nabi termasuk Musa dan Isa as.
Maknanya, masih dari kitab Qirā`ah Siyāsiyyah li as-Sīrah an-Nabawiyyah, dalam peristiwa shalat jamaah tersebut telah terjadi pencabutan kepemimpinan Bani Israil yang memimpin dunia kala itu, yang selanjutnya diberikan kepada umat Muhammad SAW.
Sehingga sejak saat itu, manusia menjadi tidak sah beramal dengan agama-agama Bani Israil (Yahudi dan Nasrani) yang telah mengalami banyak sekali distorsi dan perubahan (tahrīf).
“Sejak peristiwa itu, manusia menjadi tidak sah beramal dengan agama-agama Bani Israil,” tegas Kiai Shiddiq.
Makin menguatkan isyarat tersebut sebagaimana sejarah telah mencatat, perwujudan kepemimpinan umat Muhammad SAW atas dunia telah berlangsung sebanyak dua kali.
Pertama, pasca Rasulullah berhijrah ke Madinah (622 M) serta menegakkan negara dan masyarakat Islam, kepemimpinan Islam mulai terwujud. Sebab di negara baru tersebut, umat Islam memimpin umat-umat lain.
“Dalam masyarakat Islam ada warga negara kaum Yahudi sebagaimana disebut dalam Watsīqah al-Madinah (Piagam Madinah),” ungkap Kiai Shiddiq, di antaranya kaum Yahudi dari Bani Auf, Najjar, Harits, Saidah, Jusyam, Aus, dan Tsa’labah.
“(Bahkan) dalam perkembangannya, kaum Yahudi Bani Quraizhah, Yahudi Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa’ juga menandatangani Piagam Madinah itu,” imbuhnya, menukil dari kitab Al-Dawlah al-Islāmiyyah, hlm. 54 karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani.
Lantas perwujudan isyarat kepemimpinan Islam yang kedua, tampak dari penaklukan Syam di era kepemimpinan Umar bin Khattab ra.
Ketika di antara para sahabat Rasulullah serta pasukan kaum Muslim memasuki Kota al-Quds dengan penuh kehormatan, Khalifah Umar menerima kunci Kota al-Quds dari kepala pemerintahaan Nasrani, yakni Sefrounius.
Menariknya, setelah memasuki Kota al-Quds, Khalifah Umar dan kaum Muslim juga melakukan shalat di Masjid al-Aqsha. “Inilah shalat yang kedua di bawah kepemimpinan umat Islam, setelah shalat pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada malam Isra`,” beber Kiai Shiddiq melansir buku Impian Yahudi dan Kehancurannya Menurut Al-Qur`an, hlm. 21 karya Syekh As’ad Bayudh Attamimi.
Wajib Rebut Kembali
“Maka dari itu, jelaslah bahwa umat Islam saat ini, berkewajiban merebut kembali kepemimpinan dunia yang kini dipegang kaum kafir Yahudi dan Nasrani,” ujar Kiai Shiddiq.
Maknanya, kaum Yahudi dan Nasrani saat ini tak boleh lagi menjadi pemimpin dunia. Sebaliknya, yang harus memimpin adalah umat Islam, bukan kaum kafir.
Namun demikian, untuk melangkah ke sana, kembali Kiai Shiddiq menukil keterangan Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Jie dalam kitabnya Qirā`ah Siyāsiyyah li As-Sīrah An-Nabawiyah, hlm. 80, kepemimpinan umat Islam membutuhkan setidaknya dua syarat.
Pertama, adanya sistem kehidupan yang baik dan terwujud dalam pelaksanaan syariah Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam segala bidang kehidupan dalam negara khilafah, bukan dalam negara sekuler saat ini.
Kedua, adanya pemimpin yang amanah, yaitu seorang khalifah, bukan pemimpin pengkhianat yang menjadi agen Barat, khususnya Amerika Serikat seperti saat ini.
“Dengan dua syarat ini, insyaallah kepemimpinan umat Islam atas seluruh manusia dunia akan dapat terwujud kembali di masa depan,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat