Mediaumat.info – Setidaknya ada tiga pilar penting yang mampu mewujudkan ketakwaan yang hakiki. Hal tersebut diungkapkan Mubalighah Lies Kareema dalam forum Kajian Keluarga Sakinah: Takwa Hakiki, Meriah Ridha Ilahi, Ahad (26/5/2024) di Depok, Jawa Barat.
Pertama, ketakwaan individu. Kewajiban setiap Muslim adalah taat terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. “Untuk itu penting para para orang tua, baik suami maupun istri memiliki ketakwaan agar dapat mencetak generasi yang bertakwa,” terangnya.
Kedua, ketakwaan masyarakat. Masyarakat yang saat ini bisa dikatakan jauh dari takwa karena lingkungannya yang tidak mendukung sehingga berbagai kemaksiatan terjadi di tengah- tengah masyarakat.
“Kondisi ini lahir akibat kehidupan sekuler kapitalis yang tidak sesuai dengan Islam. Inilah yang harus kita ubah,” jelasnya.
Ketiga, ketakwaan negara. “Seluruh perintah dan larangan Allah itu adalah untuk kemaslahatan kita jadi pasti baik. Maka dari itu peran negara yang paling utama dalam hal ini adalah menerapkan menerapkan seluruh syariat-Nya secara menyeluruh,” ujarnya di hadapan puluhan peserta kajian.
Menurutnya, negara yang menerapkan sistem Islam yang saat ini sangat dibutuhkan. “Jadi, seperti itulah dibutuhkan sistem yang bagus yang melindungi kita dari berbagai kemaksiatan. Negara yang menerapkan seluruh syariat Islam akan menjadi pelindung sekaligus penjaga,” tegasnya.
Tiga Dimensi Kehidupan
Selain itu, tambahnya, ketakwaan hakiki dapat diraih dan diwujudkan hanya dengan Islam karena syariat Islam mencakup tiga dimensi kehidupan.
“Ketiga dimensi itu yakni hubungan manusia dengan Allah yang mengatur masalah akidah dan ibadah; hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang mengatur tentang masalah makanan, minuman, pakaian, dan akhlak; dan hubungan manusia dengan manusia lainnya, yang mengatur tentang sistem ekonomi, sosial, pidana, pendidikan, politik dan pemerintahan,” ujarnya seraya menegaskan untuk menerapkan dimensi hubungan manusia dengan manusia lainnya maka mau tidak mau memang negara harus menerapkan syariah Islam secara kaffah. [] Sari Liswantini