Tiga Alasan Tolak Kerja Sama Intelijen dan Terorisme Indonesia-Prancis
Mediaumat.id – Pengamat Politik Islam dan Militer Dr. Riyan, M.Ag. mengungkap tiga alasan umat Islam dan para pemimpin Muslim di Indonesia harus menuntut pemerintah Indonesia menolak kerja sama intelijen dan terorisme antara Indonesia dan Prancis.
“Umat Islam dan para pemimpin Muslim di Indonesia harus menuntut pemerintah Indonesia menolak kerja sama tersebut, agar bahaya dan pelanggaran hukum syara’ dapat dihindari,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Kamis (25/11/2021) merespon kerja sama intelijen dan terorisme yang dijalin Indonesia dan Prancis melalui pertemuan Menlu Perancis Jean Yves Le Drian dan Menhan Indonesia Prabowo Subianto.
Pertama, Prancis adalah negara yang memosisikan sebagai negara yang memusuhi Islam. Ini bisa dilihat dari dukungannya terhadap penghinaan terhadap Rasulullah SAW. “Dan tuduhan keji terhadap Muslim sebagai ‘separatisme Islam’. Maka syariat Islam melarang kerja sama dengan negara kufur harbi fi’lan (seperti itu),” jelasnya.
Kedua, bentuk kerja sama yang dijalin dengan sengaja terutama di bidang intelijen dan terorisme akan semakin mendiskreditkan Islam dan kaum Muslim. “Arah war on terrorism Amerika, Inggris, Prancis sesungguhnya adalah perang terhadap Islam dan kaum Muslim,” tegas Riyan.
Ketiga, ada indikasi bahwa arah kerja sama ini juga merupakan bagian dari upaya Prancis memanfaatkan Indonesia menghadang Australia dalam isu Indopasifik, dengan rencana pembelian pesawat Rafale.
Hal ini karena pada bulan September 2021, Australia memutuskan hubungan kerja sama kapal selam dengan Prancis. “Karena bergabung dalam aliansi trilateral (AUKUS) bersama Amerika dan Inggris, untuk mendapatkan teknologi kapal selam nuklir,” ucap Riyan.
Selain itu, lanjut Riyan, umat Islam harus memacu untuk memandirikan dirinya terutama terkait dengan pertahanan dan keamanan. “Dan itu akan dapat diwujudkan manakala, seluruh potensinya dikembangkan ke tegaknya kepemimpinan global umat Islam, khilafah Islam,” pungkasnya.[] Fatih Solahuddin