Tidak Masalah Tidak Blusukan, yang Penting Ekonomi Terdistribusi Merata

Mediaumat.info – Menanggapi fenomena menjelang kontestasi politik 2024 yang identik dengan blusukan, Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana memandang tidak mengapa tidak blusukan yang penting ekonomi terdistribusi merata.

“Enggak apa-apa pemimpinnya enggak ada di tengah-tengah masyarakat yang penting kebijakannya itu ada di tengah-tengah masyarakat, yang penting perekonomian ada di tengah-tengah masyarakat terdistribusi secara merata,” tuturnya kepada mediaumat.info, Senin (11/12/2023).

Menurutnya, tidak ada esensinya sama sekali blusukan jika ekonomi justru tertumpuk di sebagian orang-orang kaya, di sebagian pejabat, sedangkan masyarakat tidak mendapatkan apa-apa.

Erwin memandang, blusukan hari ini sudah sangat basi, masyarakat justru sudah mulai alergi dengan blusukan-blusukan karena hanya pencitraan semata.

“Masyarakat Indonesia itu sudah mendapatkan realitas pemimpin yang diangkatnya itu adalah pemimpin yang keluar dari gorong-gorong, rajin blusukan, hadir di tengah-tengah masyarakat, wong cilik, tapi faktanya justru utang kita semakin membengkak, kesenjangan kaya miskin itu justru semakin jomplang, orang kaya semakin kaya orang miskin semakin miskin, bahkan ada yang bunuh diri kan karena kemiskinan yang teramat sangat parah,” bebernya.

Karena itu, menurutnya, pemimpin itu tidak perlu melakukan blusukan, yang penting menguasai medan, menguasai masalah-masalah masyarakat.

Memang, lanjut Erwin, pemimpin itu harus dekat secara emosi dengan masyarakat, tapi esensi kepemimpinan itu bukan sekedar dekat secara emosi, namun harus dekat dengan solusi.

Terlebih lagi, ungkapnya, dalam pandangan Islam, calon kepala negara apalagi kepala negara terpilih itu harus mengurus urusan masyarakat.

“Enggak ada gunanya pemimpin kalau tidak memuluskan urusan orang, tidak memperbaiki kondisi orang, tidak mendistribusikan perekonomian, menegakkan hukum, itu enggak ada gunanya menjadi pemimpin, justru menjadi perusak,” tegasnya.

Padahal, manusia dihadirkan ke bumi itu untuk melestarikan bumi, melestarikan kehidupan, menciptakan kesejahteraan, bukan menciptakan kehancuran.

“Menjadi kepala negara itu bukan perkara yang mudah yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Itu penuh pertanggungjawaban, hanya orang-orang yang memiliki kafaah, kapasitas, kapabilitas yang tinggi yang mampu melakukannya. Enggak bisa dilakukan oleh semua orang,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: