The New York Times Kaburkan Fakta Genosida di Gaza?

Mediaumat.info – Dikeluarkannya memo internal harian internasional The New York Times yang menginstruksikan para jurnalisnya untuk membatasi penggunaan istilah: genosida; pembersihan etnis; wilayah pendudukan, serta menyarankan tidak menggunakan kata Palestina kecuali dalam kasus yang jarang terjadi dan menghindari istilah kamp pengungsi untuk wilayah di Gaza, yang diakui oleh PBB sebagai rumah bagi ratusan ribu pengungsi yang terdaftar, dinilai Jurnalis Joko Prasetyo sebagai upaya sistematis untuk mengaburkan fakta sesungguhnya yang terjadi di Gaza.

“Ini merupakan upaya sistematis untuk mengaburkan fakta sesungguhnya yang terjadi di Gaza, Palestina,” ujarnya kepada media-umat.info, Kamis (18/4/2024).

Memang, jelas Om Joy, sapaan akrabnya, organisasi berita nirlaba The Intercept pada 15 April 2024 hanya mengungkap memo internal kantor berita yang berpusat di New York, Amerika Serikat tersebut, tetapi dirinya yakin, hal serupa juga dilakukan oleh berbagai media massa internasional yang pro Zionis Yahudi lainnya.

Gagal Mengubur Fakta

Menurutnya, upaya pengaburan fakta ini menyusul gagalnya upaya penguburan fakta lapangan oleh para tentara entitas penjajah Yahudi dengan cara pembantaian terhadap tidak kurang dari 106 jurnalis yang meliput di Gaza sejak Oktober 2023 hingga Desember 2023.

“Bila didata sampai detik ini, saya yakin jumlah jurnalis yang dibantai akan bertambah banyak lagi,” ujarnya.

Meski demikian, jelasnya, tetap saja serpihan fakta yang terekam berbagai video amatir yang diambil warga Gaza dan relawan mengungkap dengan gamblang bagaimana sadisnya Zionis Yahudi melakukan genosida di Gaza.

Diveto AS

Namun, jelas Om Joy, upaya pemberian sanksi atau sekadar meminta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar memaksa Zionis Yahudi melakukan gencatan senjata saja, langsung diveto Amerika Serikat. Sejak Oktober 2023-Februari 2024, tercatat sudah 3 kali AS memveto dan yang keempat AS hanya abstain.

“Meksi demikian, tetap saja pada Ramadhan dan Idul Fitri, Muslim Gaza dibantai Zionis Yahudi,” terangnya.

Ia juga menyebut, dari awal pendudukan Zionis di Palestina hingga Desember 2023, tercatat sudah 45 kali AS memveto semua resolusi PBB yang mengkritik Zionis Yahudi. Maka, meski entitas penjajah Yahudi begitu brutalnya membantai Muslim Palestina umumnya, dan membantai Muslim Gaza khususnya, Zionis Yahudi ini tetap saja aman karena didukung penuh negara Kristen AS dan negara-negara Kristen Eropa lainnya termasuk Inggris.

Hanya Mengecam

Itu di satu sisi, di sisi lain, terang Om Joy, para penguasa dunia Islam yang di Timur Tengah maupun yang di Asia Tenggara sampai detik ini termasuk Indonesia hanya mengecam di mulut saja. Sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk mengerahkan militernya berjihad mengusir entitas penjajah tersebut dari tanah suci ketiga kaum Muslim tersebut.

“Tetapi justru secara de facto tetap saja menjalin hubungan dagang dengan para pembantai tersebut,” pungkasnya. [] Agung Sumartono

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: