The Guardian: Imperium Murdoch Membantu Trump Dalam Perangnya Dengan China

Surat kabar Inggris The Guardian menerbitkan sebuah artikel yang diterjemahkan oleh “Arabi 21”. Artikel tersebut ditulis oleh mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, di mana ia mengatakan bahwa kerajaan media Robert Murdoch sedang berkampanye untuk mempromosikan teori konspirasi yang dibicarakan oleh Presiden AS Donald Trump, yang dalam hal ini ia mengklaim bahwa virus Corona itu bocor dari sebuah laboratorium di kota Wuhan, China.

Rudd mengingatkan tentang manipulasi fakta dan peran genderang perang yang dimainkan mesin media Murdoch ketika menginvasi Irak. Rudd mengatakan, kali ini mesin media Murdoch menyeret kita berbicara tentang Covid-19, serta kerusakan kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkannya di seluruh dunia. Orang-orang di dunia memiliki hak dan berhak untuk mengetahui dari mana datangnya, serta adakah bukti genetik dari epidemi yang telah dilestarikan untuk melakukan penelitian independen? Apakah pemerintah setempat terlambat untuk memberi tahu otoritas pusat? Dan mengapa beberapa dokter setempat dibungkam dan dihukum? Ada banyak pertanyaan lain tentang peran Organisasi Kesehatan Dunia, jika ia menjalankan perannya dengan tepat dan memberikan peringatan awal kepada masyarakat internasional … Di tengah berbagai pertanyaan ini dan diskusi paralel tentang perlunya mekanisme penyelidikan internasional yang perlu dilakukannya, kita melihat keputusan sepihak diambil oleh Presiden Amerika dan Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo, bahwa awal epidemi berasal dari Institut Virologi Wuhan. Pelajaran dari perang Irak tampaknya telah dihapus dari benak Trump dan imperium Murdoch yang mendukungnya.

Kemudian muncul kisah eksklusif dari surat kabar milik Murdoch di Australia, “Australian Daily Telegraph” dengan judul yang luas: “Ilmu Kelelawar China”, di mana isinya menuduh China dan mengklaim bahwa ia memperoleh bocoran dokumen setebal 15 halaman dari “pemerintah barat yang tidak disebutkan namanya” tentang tanggung jawab China atas epidemi global tersebut. Surat kabar mengklaim bahwa file tersebut disiapkan oleh kelompok mata-mata “Five Eyes”, yang meliputi dinas keamanan di Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru, di samping Amerika Serikat. Namun surat kabar itu tidak memberikan sumber informasi tentang penyelidikan yang dilakukan oleh “Five Eyes”. Surat kabar itu mengatakan bahwa penyelidikan membantu untuk mengkonfirmasi klaim Trump dan Pompeo. Kemudian laporan itu diperbarui dengan cerita tentang penelitian para ilmuwan China, dan apa yang mereka sebut dengan “pria kelelawar”, “wanita kelelawar” dan “gua kelelawar”.

Rudd berkata: Yang benar adalah, bahwa pada tahap ini, tidak ada dari kita yang tahu pasti apakah virus itu berasal dari laboratorium Wuhan. Dalam hal ini yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah menerima pernyataan pemerintah Australia yang mengatakan bahwa kemungkinan kebenarannya tidak melebihi 5 persen.

Penulis mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pemerintah Australia dan apakah dokumen yang bocor itu merupakan produk dari “pekerjaan intelijen” atau apakah itu didasarkan pada sumber pendapat publik yang terbuka? Dan siapa yang telah membocorkannya, terutama jika membocorkan informasi tersebut dianggap sebagai tindakan kriminal? Apakah pejabat pemerintah Australia berkolusi dalam pembocoran itu? Dan mengapa pemerintah tidak mengumumkan penyelidikan yang komprehensif? Atau apakah pemerintah takut dengan apa yang akan kita ketahui tentang dokumen itu dan bahwa itu adalah upaya untuk melayani tujuan pemilihan umum Amerika?

**** **** ****

Begitulah dunia Barat dan kebijakannya, yang dibangun di atas cerita yang dibuat-buat dan dihiasi berbagai kebohongan, serta merekayasa alasan untuk perang dan konflik yang dari dulu tidak pernah berubah! Begitu juga dengan peran imperium media Yahudi “Murdoch” yang tidak berubah! Setelah ini, dunia butuh kita, umat Islam, untuk mengubahnya secara radikal dengan sistem ilahi yang akan memotong imperium jahat Amerika dengan sistem negara Khilafah [al-waie, edisi 406, tahun ke-35, Dzul Qa’dah 1441 H./Juli 2020 M].

Share artikel ini: