Jerry Brotton, penulis produktif, sekaligus seorang profesor kajian Renaissance di Queen Mary University of London, mengatakan dalam sebuah artikelnya di The Guardian: “Tulisan-tulisan Boris Johnson—pemimpin partai Konservatif, dan Perdana Menteri Inggris saat ini—mengungkapkan tingkat ketidakpahamannya yang akut tentang Islam dan sejarahnya.” Jerry menyebutkan bahwa surat kabar itu mencetak ulang pada minggu ini sebuah artikel yang sebelumnya ditulis oleh Johnson pada 2007, di mana dalam artikelnya itu Johnson menyatakan bahwa dunia Muslim tertinggal di belakang Barat selama berabad-abad.
Johnson mengatakan bahwa alasan keterbelakangan ini adalah “karena konservatisme agama yang mematikan. Sedang masalah sebenarnya dari dunia Islam adalah Islam itu sendiri”. Dia menambahkan bahwa semua wilayah yang berkobar di dunia, mulai dari Bosnia, Palestina, hingga ke Irak, maka masalahnya kembali pada kezaliman kaum Muslim sendiri.
Johnson mengatakan dalam serangan terakhirnya terhadap Islam—melalui sejumlah pernyataannya tahun lalu—bahwa akidah Islam itu “aneh dan tidak menarik”, bahkan Johnson menyamakan para wanita Muslim yang mengenakan burqa (cadar) dengan para bandit dan perampok bank. Johnson mengklaim—dalam artikelnya yang dicetak ulang—bahwa “sains dan pengetahuan berkembang di Konstantinopel selama Kekaisaran Bizantium, dan kemudian hal itu mengalami penurunan selama periode Utsmani, di mana para penguasa Utsmani gagal mengembangkan mesin cetak di kota sampai pertengahan abad ke-19”. Pernyataan ini yang kemudian dibantah oleh Jerry, dan menganggap Johnson sebagai orang yang sangat tidak paham akan sejarah.
Jerry membantah klaim Johnson itu dengan mengatakan bahwa “Pemerintahan Utsmani yang telah mengangkat Konstantinopel dari kemundurannya di bawah pemerintahan Bizantium. Bahkan pemerintahan Utsmani yang membangun kembali kota itu menjadi pusat peradaban global canggih yang menarik para ilmuwan dan seniman dari seluruh dunia.” Jerry menambahkan bahwa mesin cetak pertama yang diakui secara resmi di kota itu justru yang diresmika oleh para penguasa Utsmani pada tahun 1727 M.
Jerry juga menyebut Johnson keliru sekali ketika mengatakan bahwa arsitektur Kapel Sistina di Vatikan tidak tertandingi di dunia Muslim dan melampaui kemampuan artistik arsitek Muslim. Jerry menegaskan bahwa desain gereja itu justeru terinspirasi oleh masjid-masjid Utsmani yang dirancang oleh arsitek Utsmani, Sinan.
Artikel itu diakhiri dengan mengkritik kejernihan tulisan-tulisan Johnson yang mengabaikan prestasi ilmiah dan budaya Islam di Abad Pertengahan. Jerry menegaskan bahwa tulisan-tulisan Johnson tidak didukung fakta-fakta sejarah sama sekali, selain mitos dan prasangka terhadap Islam. Dalam hal ini, Jerry melihat adanya pengaruh dari pandangan dan klaim Johnson ini pada pembentukan opini bagi para pendukung Partai Konservatif tentang Islam. Sebagaimana hal ini terlihat pada jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan bahwa setidaknya 56 persen dari anggota partai percaya bahwa Islam adalah ancaman terhadap cara hidup orang Inggris.
**** **** ****
Sesungguhnya kata yang paling tepat untuk para penguasa Inggris bahwa mereka adalah serigala dan para pengkhianat. Mereka tidak pernah jujur dalam berjanji, dan tidak pernah memiliki perjanjian, serta tidak ada yang bisa diambil dari kata-kata mereka. Mereka membangun kemuliaannya dengan memperbudak rakyat dan menjajahnya. Siapa saja yang melihat Johnson, maka ia yakin bahwa ia berperilaku seperti orang-orang gila, tentu saja ia tidak termasuk dari mereka. Namun begitulah orang gila Inggris menunggangi orang gila Amerika agar dengan orang-orang gila ini dibangun kebijakan global untuk memberantas Islam politik. Bahkan mereka bersekongkol oleh impian mereka akan hal ini. Sehingga mereka dan yang sejenisnya menyadari bahwa pagi akan segera tiba, Insya Allah. [Al-Waie, edisi 395, Tahun ke-34, Dzul Qa’dah 1440 H. – Agustus 2019 M.]