Thalab an-Nushrah, Pemberian an-Nushrah dan Pertolongan Allah

 Thalab an-Nushrah, Pemberian an-Nushrah dan Pertolongan Allah

Soal:

Assalamu ’alaikum wa rahmatullah barakatuhu.

Semoga Allah memberi Anda taufik dan memberi Anda pahala.

Ada thalab an-nushrah, dan ada jawaban atau pemberian an-nushrah, dan ada pula pertolongan Allah, apakah jawaban itu adalah an-nushrah? Sebagaimana yang dinyatakan di Sîrah sesuai yang saya ingat: Ibnu Hisyam berkata, ketika Allah berkehendak menolong hamba-Nya, Allah memperjalankan untuknya sekelompok orang dari penduduk Madinah. Apakah pertolongan itu menyertai negara yang sedang tumbuh mendatang dengan izin Allah, dan negara itu membalik neraca dan menghimpun umat di bawah panji Lâ ilaha illâllâh Muhammad Rasûlulllâh serta terjun ke perang jika Barat menyerang kita? Dan apakah mungkin pertolongan itu dalam bentuknya yang dapat diindera dan diraba sebagaimana yang terjadi dalam perang Badar dengan para Malaikat dan di perang Khandaq dengan angin, ataukah pertolongan itu dalam bentuk pertolongan, dukungan, kesiapan dan dilemparkannya kengerian di hati musuh?

Mohon maaf atas tercabangnya pertanyaan dan semoga Allah memberi Anda balasan yang sebaik-baiknya.

[Mohamed Ali Bouazizi]

Jawab:

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.

1- Pertolongan itu mengambil beragam wajah. Munculnya pemikiran dakwah di atas pemikiran-pemikiran lainnya merupakan salah satu wajah pertolongan. Berkumpulnya orang-orang di sekitar dakwah dan dukungan orang-orang terhadapnya merupakan salah satu wajah pertolongan. Dan keteguhan para pengemban dakwah di atas dakwah mereka merupakan salah satu wajah pertolongan… Begitu seterusnya.

2- Dan diantara wajah pertolongan adalah jawaban ahlu al-quwwah wa al-man’ah dengan memberikan pertolongan untuk dakwah. Tetapi pertolongan dengan maknanya yang sempurna tidak terealisir kecuali dengan terealisasinya pertolongan ini dan sampainya Hizb ke pemerintahan dengan tegaknya daulah dan penerapan Islam serta mengemban dakwah… Jadi pertolongan dalam konteks dakwah, maknanya yang sempurna adalah adanya titik sentral (nuqthah al-irtikâz), yakni tegaknya daulah, sebab tanpa tegaknya daulah maka tidak ada eksistensi Islam di kancah kehidupan … Jadi wajah-wajah pertolongan lainnya meski di situ ada kebaikan namun itu tidak merealisasi eksistensi Islam di kancah kehidupan, tetapi harus ada tegaknya daulah dan pemerintahan Islam secara praktis sehingga ada eksistensi Islam di kancah kehidupan dan ada eksistensi pertolongan dengan maknanya yang sempurna dan menyeluruh…

3- Sungguh, kita yakin bahwa Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah kedua mendatang akan tegak dan tetap tegak serta memimpin umat ke pertolongan dan peneguhan kekuasaan. Hal itu karena dalil-dalil yang memberikan kabar gembira tegaknya Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah menunjukkan bahwa Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah akan tetap ada, kokoh dan memerintah dengan adil. Misalnya:

– Allah SWT berfirman:

﴿وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” TQS an-Nur [24]: 55).

Ayat ini meski bersifat umum, namun itu juga berlaku terhadap Daulah al-Khilafah yang akan datang dengan izin Allah, dan jelas dari ayat tersebut tercapainya peneguhan kekuasaan dan keamanan. Dan ini tidak terjadi kecuali dengan kokoh dan menangnya Daulah al-Khilafah terhadap musuh-musuhnya.

– Dinyatakan di Musnad Imam Ahmad dan Musnad ath-Thayalisi dari hadis Hudzaifah, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda:

«إِنَّكُمْ فِي النُّبُوَّةِ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً عَاضّاً، فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»، ثُمَّ سَكَتَ

“Sungguh kalian ada dalam masa kenabian yang akan tetap ada sesuai kehendak Allah, kemudian Dia mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang menggigit (mulkan ‘âdhan) dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang diktator (mulkan jabriyyatan) dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian Beliau diam”.

Dan tidak ada makna untuk eksistensi al-Khilafah kedua yang mengikuti manhaj kenabian jika tidak teguh dan kokoh.

– Imam Muslim telah mengeluarkan di Shahîh-nya dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw bersabda:

«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ…»

“Tidak tegak Hari Kiamat sampai kaum Muslim memerangi Yahudi maka kaum Muslim membunuh mereka …”.

Dan dalam  lafal yang lain, Beliau saw bersabda:

«تُقَاتِلُكُمُ يَهُودُ، فَتُسَلَّطُونَ عَلَيْهِمْ»

“Kalian akan memerangi Yahudi sehingga kalian berkuasa atas mereka”.

Dan ini berarti pencabutan negara Yahudi sejak dari akarnya. Dan hal itu tidak terealisir, dalam yang lebih rajih, kecuali dengan tegaknya Daulah al-Khilafah kedua dan kestabilannya serta kemenangannya.

– Imam Ahmad telah meriwayatkan di Musnad-nya dan al-Hakim juga meriwayatkan dan ia menshahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi dari Abu Qabil, ia berkata: “kami bersama Abdullah bin Amru bin al-‘Ash, lalu ia berkata: “ketika kami ada di sekitar Rasulullah saw dan kami menulis, ketika Rasulullah saw ditanya:

أَيُّ الْمَدِينَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلاً: قُسْطَنْطِينِيَّةُ أَوْ رُومِيَّةُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً، يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ»

“Kota manakah dari dua kota yang ditaklukkan lebih dahulu: Konstantinopel atau Roma?” Maka Rasulullah saw bersabda: “kotanya Heraklius ditaklukkan lebih dahulu, yakni Konstantinopel”.

Konstantinopel telah ditaklukkan dan Roma akan ditaklukkan, jika Allah berkehendak … Dan ini terbayangkan dengan tegaknya Daulah al-Khilafah kedua dan kestabilannya …

– Imam Ahmad telah mengeluarkan di Musnad-nya dari Tamim ad-Dari, ia berkata: “aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

«لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللهُ هَذَا الدِّينَ، بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ؛ عِزّاً يُعِزُّ اللهُ بِهِ الْإِسْلَامَ وَذُلّاً يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ…»

“Sungguh, perkara (agama) ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang, dan Allah tidak akan membiarkan satu rumah pun di kota dan kampung kecuali Allah memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan kemuliaan Zat yang Maha Mulia atau kehinaan orang yang hina, kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinadinakan kekufuran …”.

Dan al-Baihaqi telah mengeluarkan semisalnya di Sunan al-Kubrâ, dan demikian juga al-Hakim di al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhayn. Dan ini berarti bahwa Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah kedua akan teguh, kokoh dan meluas untuk mencapai seluruh dunia …

4- Tetapi semua yang disebutkan di atas tidak berarti bahwa Daulah al-Khilafah akan menang dalam semua pertempuran yang diterjuninya. Daulah al-Khilafah kadang kala kalah dalam pertempuran di sini dan pertempuran di sana. Tetapi di akhirnya, kemenangan adalah miliknya. Artinya, Daulah al-Khilafah mungkin kalah dalam pertempuran-pertempuran, tetapi dengan izin Allah, Daulah al-Khilafah tidak kalah perang. Hal itu sama persis seperti kondisi Daulah Islam pertama. Daulah Islam pertama telah kalah dari sebagian pertempuran tetapi kemenangan dalam perang adalah menyertainya sampai memerintah dunia dahulu pada sebagian besarnya …

5- Adapun mengenai pertanyaan Anda: “Dan apakah mungkin pertolongan itu dalam bentuknya yang dapat diindera dan diraba sebagaimana yang terjadi dalam perang Badar dengan para Malaikat dan di perang Khandaq dengan angin, ataukah pertolongan itu dalam bentuk pertolongan, dukungan, kesiapan dan dilemparkannya kengerian di hati musuh?” Semua itu mungkin terjadi. Dan perkara tentangnya terserah kepada Allah SWT, sebab Dia menolong hamba-hamba-Nya yang mukmin dengan tentara dari sisinya.

﴿وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ

“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri” (TQS al-Mudatstsir [74]: 31).

Tetapi hukum syar’iy mewajibkan kepada kita melakukan persiapan yang dibutuhkan sesuai firman Allah SWT:

﴿وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” (TQS al-Anfal [8]: 60).

 

Saya berharap di dalam jawaban ini ada kecukupan, wallâh a’lam wa ahkam.

 

Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

22 Jumada al-Ula 1446 H

24 November 2024 M

 

https://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/98951.html

https://www.facebook.com/ataabualrashtah/posts/122115030254593487

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *