Mediaumat.id – Pernyataan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir yang akan menerima bahkan memberikan jaminan keamanan bagi Timnas Israel untuk datang ke Indonesia dalam ajang Piala Dunia U-20 2023, dinilai sebagai test the water (uji coba untuk memancing reaksi publik sebelum mengeluarkan kebijakan/keputusan yang bersifat politis).
“Bisa jadi ini semacam test the water,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.id, Kamis (9/3/2023).
Celakanya, kata Farid lebih lanjut, untuk mengetahui ada tidaknya perlawanan dari umat, metode ini biasa dilakukan oleh rezim sekarang. Terlebih, perlawanan yang dilakukan terkategori keras atau tidak.
Selanjutnya, apabila perlawanan umat tidak keras, metode ini dijadikan semacam pengondisian untuk kebijakan berikutnya terutama yang bersifat politis.
Adalah normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi Israel yang menurut Farid, menjadi kebijakan berikutnya jika seputar Piala Dunia U-20 yang melibatkan Timnas Israel tak mendapatkan protes keras dari umat.
“Dan ini kalau perlawanannya tidak keras menjadi semacam pengondisian di saat-saat seperti itu,” tandasnya, seperti yang ia maksud salah satunya adalah melakukan normalisasi dengan penjajah Yahudi Israel.
Kata Farid, terjalinnya hubungan diplomatik yang normal dengan Indonesia, adalah hal yang sangat dinantikan oleh Israel. Sebabnya, Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia.
Malah seperti dinyatakan Pengamat Pertahanan dan Keamanan Dr. Jannus TH Siahaan menyebutkan, normalisasi diplomasi Israel dengan Indonesia akan bernilai ‘jual’ yang tinggi di pentas internasional.
Dengan kata lain, pengondisian dimaksud tidak melulu berkaitan langsung dengan perpolitikan. “Hal-hal yang mungkin dianggap tidak terkait langsung politik, sesuatu yang sikapnya humanis atau terkait dengan seni olahraga dsb dengan alasan perdamaian dsb., tapi nanti akan berujung pada sikap politik,” urai Farid.
Pengkhianatan
“Kalau ini benar-benar dilakukan, ini jelas merupakan pengkhianatan terhadap Islam dan kaum Muslim,” sebutnya.
Selain itu, kalau pun benar Indonesia menerima Timnas Israel pada turnamen sepak bola dunia tersebut, Farid juga menilai sebagai sikap inkonsistensi pemerintah Indonesia.
“Jelas ini merupakan bentuk inkonsistensi dari apa yang selama ini diklaim sebagai sikap pemerintah Indonesia yang menolak penjajahan Israel di tanah Palestina,” urainya.
Sehingga hal ini makin memperkuat anggapan bahwa omongan rezim ini tidak bisa dipercaya. “Ini semakin memperkuat (dugaan) bahwa apa yang merupakan kebijakan rezim sekarang ini hanyalah lip service aja, hanya pemanis kata saja,” ungkapnya.
Pun demikian dengan ketiadaan empati atas penderitaan umat Islam di Palestina. “Sikap seperti ini menunjukkan ketiadaan empati terhadap penderitaan umat Islam di Palestina,” pungkasnya.[] Zainul Krian