Teror Bom Mesir dan Proyek-Proyek Baru AS
Oleh: Ilham Efendi (Resist Invasion Center)
Sejumlah korban teror dan serangan di Masjid Al-Rawdah di Bir al-Abed, Sinai Utara, Mesir, bertambah lagi. Anak-anak turut menjadi korban dalam acara ini. Dilansir AFP, Sabtu (25/11/2017), korban pengeboman itu bertambah menjadi 305 orang. Sebagian di antara korban tewas adalah anak-anak. Jaksa lokal menyatakan, selain 305 orang tewas, 128 lainnya juga mengalami cedera. Serangan ini terjadi 40 kilometer di sebelah utara ibukota Sinai Utara, el-Arish. Reuters melansir, sebanyak 27 orang korban merupakan anak-anak.
Kita jelas mengutuk pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah dalam serangan militan ini dan mengutuk pemberangusan gerakan-gerakan kritis Rezim al Sisi terhadap rakyatnya sendiri dan akan terus melakukannya, maka keduanya diharamkan oleh Islam.
Kami menyatakan serangan baru-baru ini niscaya akan digunakan oleh rezim al Sisi untuk membenarkan perlunya operasi militer atas nama perang melawan Islam. Namun, operasi ini bukan tentang keamanan Mesir. Ini tentang menyelamatkan kepentingan strategis Amerika dalam politik hegemoni mereka yang makin rapuh di timur tengah.
Ketika sampai pada ‘perang melawan teror’, rezim antek AS selalu percaya bahwa mereka dapat berujar dan melakukan apapun yang mereka sukai karena tragedi teror selalu jadi ‘pembenaran’ atas proyek-proyek baru, Itulah sebabnya mengapa para analis telah melihat rezim otoriter dimanapun melakukan penahanan rahasia, pembubaran gerakan kritis tanpa pengadilan, penahanan tanpa pengadilan dan penyiksaan yang luar biasa.
Kita melihat Pertumbuhan teror di Timur tengah dimainkan AS di Timur tengah, yang berlanjut hingga hari ini. Tujuan Amerika melalui banyak momentum teror yang sepenuhnya didukung oleh rezim al Sisi, adalah untuk melumpuhkan Mesir dan menjadikannya basis Amerika lain seperti yang dilakukan dengan Suriah, Irak dan Afghanistan.
Rakyat harus mengusir pengaruh Amerika dari Mesir untuk menyelamatkan Mesir dari disintegrasi. Rakyat Mesir harus menghapus penguasa despotik dan pengkhianat Mesir, al Sisi yang telah melakukan semua yang dia bisa untuk memfasilitasi rencana AS di Mesir. Dia telah melakukan sekulerisasi, liberalisasi dan perlindungan politik untuk rencana Amerika.
Mesir butuh pemimpin Islam yang kuat, tulus dan visioner yang memiliki kredibilitas dan kepemimpinan untuk menghentikan proyek-proyek khianat dan menyatukan negara melawan musuh sesungguhnya – AS dan sekutunya di wilayah Timur Tengah. []