Termasuk Dusta, Mengaku Cinta Allah tapi Tidak Mengikuti Rasulullah

Mediaumat.news – Cendekiawan Muslim Ustaz Farid Wadjdi menyebut, siapa pun yang mengaku cinta kepada Allah SWT tetapi tidak mengikuti thariqah (jalan kehidupan) Rasulullah SAW, maka ia berdusta.

“Siapa pun yang mengklaim, dia mencintai Allah tapi dia tidak mengikuti thariqah Rasulullah, maka dia dusta, sampai dia mengikuti syariatnya Rasulullah dan agamanya Rasulullah dalam setiap perkataannya, dalam segala kondisi, dalam segala hal tindakannya dan tingkah lakunya,” tuturnya dalam Kajian Spesial Ramadhan #22: Derajat-Derajat Cinta, Selasa (4/5/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel.

Padahal sebagaimana cinta seorang suami kepada istri, menurutnya, belum bisa dikatakan demikian sehingga dibuktikan dengan menafkahi, memberikan kasih sayang atau bahkan menjaga sebagai bentuk bukti rasa cintanya.

Sama halnya ketika seorang anak hanya mengatakan cinta kepada orang tuanya, tetapi tidak mengabdi kepada keduanya. Hal itu juga termasuk omong kosong. “Cinta itu tidak cukup dengan kata-kata. Harus berupa tindakan,” tegasnya.

Karena itulah di dalam Islam, ia katakan, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya juga harus dibuktikan dengan mengikuti perintah keduanya. Bagaimana caranya? Ia mengutip Al-Qur’an, surah Ali Imran ayat 31, yang artinya:

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dalam kitab tafsir Fathul Qadir, ia sebutkan, bukti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya terwujud taat mengikuti perintah keduanya. “Maka termasuk bentuk omong kosong seseorang mengatakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, tapi tidak terikat pada syariat Islam,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia merasa sangat heran sekaligus sedih jika ada orang yang mengatakan cinta kepada Allah dan Rasul tapi dia menolak syariat Islam dan penerapannya. Bahkan menurutnya, yang lebih tidak masuk akal, dia mengkriminalisasikannya.

Apalagi baru-baru ini tambahnya, buku ajaran jihad telah dijadikan semacam alat bukti tindak terorisme. Dan ide khilafah sebagai bagian dari syariat Islam juga dikriminalisasi. Padahal, setiap Ramadhan, saat salat tarawih senantiasa menyampaikan salam kepada para Khulafaur Rasyidin.

“Maka sungguh menyedihkan, satu sisi kita memberikan salam kepada para Khulafaur Rasyidin, tapi sistem politik yang dibangun oleh para khalifah yang ditunjuki Allah SWT ini kita tolak, kita kriminalkan,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: