Mediaumat.news – Pengamat Politik Dr. Ryan, M.Ag. mengatakan ada hubungan antara struktur ekonomi dengan postur pertahanan Indonesia pada insiden KRL Nanggala 402 yang menenggelamkan 53 personil TNI.
“Ada hubungan yang erat antara struktur ekonomi dengan postur pertahanan,” ungkapnya dalam acara Insight #17: Insiden Kapal Selam Nanggala dalam Kacamata Intelijen, Kamis (29/4/2021) di kanal Youtube Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD).
Menurutnya, selama perekonomian didasarkan pada aspek sekuler kapitalistik akan sulit mendapatkan anggaran yang cukup memadai untuk pertahanan.
Ia prihatin dengan ketimpangan ekonomi Indonesia saat ini, apalagi dengan utang luar negeri yang sudah mencapai lebih dari Rp 6000 triliun. “Untuk membayar utang itu kita terpaksa bisa, sementara untuk memenuhi alutsista yang sebenarnya itu urgen dalam konteks untuk pertahanan eksternal itu sangat-sangat minim,” jelasnya.
Menurutnya, alutsista (kapal selam) Indonesia masih sangat minim, dari sebelumnya lima unit kini tersisa 4 unit karena tragedi tenggelamnya KRL Nanggala 402. “Ada yang berpendapat minimal idealnya 12 unit,” tambahnya.
“Mestinya pemimpin kita memikirkan ini lebih detail lagi lebih serius untuk ke depan, karena jangan semuanya hilang satu-satu kapal selam kita,” tuturnya.
Berbeda jika dalam perspektif Islam, menurutnya dengan misi dakwah dan dikawal jihad fi sabilillah negara akan memberikan prioritas yang seimbang. “Seimbang yang dimaksud adalah memberikan prioritas pertahanan dalam konteks keluar, pada saat yang sama masyarakat juga disejahterakan karena memang aturan-aturan Islam itu menjaga keadaan ekonomi,” pungkasnya.[] Ade Sunandar