Oleh: Dr. Abdul Wahid (Chairman, UK-Executive Committee Hizbut Tahrir)
Penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat adalah—sudah bisa diduga—bukan dianggap sebagai terorisme. Tampaknya terorisme hanya berlaku jika ada kaitannya dengan Islam. Hal seperti ini tidak lagi membingungkan ketika keluar dari aparat media yang setengah mati berusaha menjelek-jelekkan muslim dan menggunakan terorisme sebagai senjata melawan muslim.
Hanya saja, perlu dipahami bahwa kejadian mengerikan ini sekali lagi menunjukkan bagaimana Amerika Serikat tidak mampu menangani penyakit mematikan dari budaya senjata api.
Sepanjang tahun ini, menurut arsip kekerasan bersenjata, telah terjadi 16.114 tindak kriminal bersenjata api, masing-masing:
– 4.050 orang tewas
– 165 anak-anak berusia 0-11 tahun terbunuh atau terluka
– 820 remaja tewas atau terluka
– 90 penembakan massal
– 689 invasi rumah
Pada tahun 2016, 15.078 orang tewas dalam insiden terkait senjata api, 385 di antaranya adalah penembakan massal. Sebuah penembakan massal didefinisikan sebagai suatu insiden penembakan tunggal yang membunuh atau melukai empat atau lebih orang, termasuk si penyerang.
Statistik kultur senjata api di Amerika Serikat mengerikan. Banyak sekali orang yang mati tiap tahunnya akibat senjata api, sampai-sampai tingkat kematiannya pada periode 1968 hingga 2011 melebihi tingkat kematian pada seluruh perang yang pernah dijalani negara itu. Menurut penelitian Politifact, terdapat sekitar 1,4 juta kematian akibat senjata api pada periode tersebut, dibandingkan 1,2 juta kematian warga Amerika Serikat dalam seluruh konflik dari Perang Kemerdekaan sampai Perang Irak.
Tidak ada angka resmi yang dipublikasikan, tetapi diperkirakan ada sekitar 300 juta senjata api di Amerika Serikat, dimiliki oleh sepertiga penduduk. Angka itu hampir cukup untuk dibagi rata pada seluruh penduduk Amerika Serikat.
Kekerasan bersenjata dan terorisme: Amerika Serikat mengeluarkan lebih dari 1 trilyun Dollar tiap tahun untuk mempertahankan diri dari terrorisme, yang membunuh sedikit sekali dibandingkan korban kejahatan bersenjata biasa.
Berdasarkan angka dari US Department of Justice dan Council of Foreign Affairs, 11.385 orang tewas tiap tahunnya dari insiden bersenjata di AMerika Serikat antara 2001 hingga 2011. Dalam periode yang sama, rerata 517 orang terbunuh tiap tahunnya dalam insiden terkait teror. Mengecualikan 2011, saat terjadinya 9/11, maka rerata tahunannya hanya 31 orang.
Amerika Serikat mempromosikan dirinya di seluruh dunia sebagai advokat bagi nyawa manusia dan pemusnah “senjata pemusnah massal”, tetapi tanah mereka sendiri sama sekali tidak aman. Amerika Serikat mengizinkan senjata api dan melegalkannya dalam konstitusi mereka sendiri.
Amerika Serikat sesungguhnya tidak dalam posisi untuk mengadvokasi apapun pada belahan bumi manapun, khususnya kalau sudah berurusan dengan kekerasan dan nyawa manusia. Mereka sama sekali tidak mampu mengenyahkan kekerasan dan melindungi kehidupan manusia di negaranya sendiri, apalagi di negeri lain.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّأُولِي الْأَبْصَارِ
“Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki penglihatan.” (QS An Nur: 44)