Mediaumat.id – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memandang upaya rezim Cina yang akan membuat terjemah Al-Qur’an dengan hadits yang menggabungkan nilai Islam dengan Konghucu merupakan upaya agar pemahaman Muslim Cina tentang kandungan Al- Qur’an sejalan dengan ajaran komunis/Konghucu.
“Agar kemudian pemahaman terhadap Al-Qur’an itu sejalan dengan ajaran-ajaran komunis/Konfusius (Konghucu), ini yang kemudian mereka lakukan,” tuturnya dalam program Menjadi Politisi Islam: Rencana Terbitkan Al Qur’an Versi Cina Komunis, Kurang Ajar! di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Senin (2/10/2023).
Menurut Farid, rezim Cina tahu betul kekuatan kaum Muslim ada pada Al-Qur’an.
“Kalau kita bicara kekuatan Islam, pondasi utamanya itu adalah Al-Qur’an, itulah kenapa mereka sangat serius untuk kemudian melakukan perubahan pemahaman Al-Qur’an itu berdasarkan cara pandang sosialisme berdasarkan cara pandang Konfusius,” beber Farid.
Selain itu, Farid memandang, itu juga tidak bisa dilepaskan dari keinginan pemerintah rezim komunis Beijing untuk memperketat kontrol atas kelompok-kelompok Islam dan menghilangkan identitas Islam dalam diri umat Islam di Cina.
“Beijing menganggap pengaruh Islam itu berbahaya -yang mereka sebut sebagai pengaruh Arab- dan ini benar-benar harus dihilangkan dari kehidupan Muslim Cina,” ungkapnya.
Karena itu, Farid menilai, apa yang dilakukan oleh rezim Cina ini adalah perbuatan yang lancang. Karena sangat jelas Al-Qur’an itu tidak bisa diubah-ubah.
“Pemahaman Al-Qur’an haruslah pemahaman yang didasarkan dengan kerangka Islam, paradigma Islam, asas Islam, tidak bisa dengan asas komunis maupun kapitalis,” pungkasnya.[] Ade Sunandar