Mediaumat.info – Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menyatakan swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Prabowo melalui program food estate amburadul dan gagal.
“Jadi program ini kan dilaksanakan pak Prabowo ketika menjabat menjadi Menteri Pertahanan Indonesia pada era rezim Jokowi, dan hasilnya bisa diketahui bersama, amburadul dan gagal kan?” tuturnya dalam Kabar Petang: Program Swasembada Pangan Salah Jalan? di kanal Youtube Khilafah News pada Senin, (28/10/24).
Menurutnya, kegagalan ini terjadi lantaran program ini sangat ambisius sehingga tantangannya sangat banyak. Bukan hanya dukungan dari para petani muda dan pupuk-pupuk yang bersubsidi, tetapi sifatnya lebih kepada sistem politik.
“Selama sistem politik pertahanan, pertanahan, pertanian yang diterapkan di negeri ini, masih menggunakan politik ekonomi kapitalisme, banyak potensi tujuan food estate akan dibelokkan, dari tujuan untuk kesejahteraan rakyat akan beralih menjadi hitung-hitungan bisnis para tengkulak,” ungkapnya.
Menurutnya, problem ini sifatnya sangat sistemik, bukan hanya teknologi yang sifatnya mikro, maupun teknis ekstensifikasi, dan intensifikasi pertanian saja.
“Bahkan kemarin Menteri Pertanian yang baru dilantik butuh pengakuan dari organisasi pangan dunia (FAO) yang dinaungi oleh PBB, jadi sebenarnya problem global juga,” imbuhnya.
Yuana menuturkan, mau sebaik-baiknya ekstensifikasi, dan intensifikasi pada lahan pertanian, tidak akan memberikan dampak yang signifikan selama kebijakan makro ekonomi masih berkiblat kepada kapitalis global.
“Misalnya masih bergantung pada pasar bebas, akses modal masih berharap pada investasi asing, isu iklim yang seakan-akan menjadi isu permainan politik dunia, kemudian pembukaan lahan yang berpotensi pada deforestasi, merusak habitat hilangnya aneka ragam hayati dan sebagainya,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat