TEFI: Boikot Sistem Demokrasi, Maka Israel akan Hancur!

Mediaumat.info – Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menyatakan, ketika negeri ini memboikot sistem demokrasi, maka Israel akan hancur.

“Coba kalau misalnya boikotnya sampai ke sistem kapitalisme, boikot sistem demokrasi, boikot liberalisme, pluralisme, maka hancur itu Israel,” tuturnya dalam Kabar Petang: Boikot Tidak Mempan, Hanya Perang yang Dipahami Isr4el! di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (3/12/2024).

Yuana mengingatkan, boikot yang dilakukan terhadap Israel, harus totalitas betul. Bukan hanya pada ranah ekonomi, produk-produk yang mendukung Israel, tetapi juga perlu boikot pemikiran-pemikirannya. Karena ini memang problemnya itu problem keimanan.

Senada dalam surah al-Baqarah ayat 120, “Selamanya Yahudi dan Nasrani itu tidak akan pernah rela kepada kalian sampai kemudian umat Islam itu mengikuti mereka, mengikuti gaya hidup mereka.”

Sehingga, lanjutnya, wajar jika Israel tetap agresif, karena dukungan ekonomi dan militer dari Amerika Serikat.

“Itu tampak sekali, jadi Amerika itu kan sekutu paling kuatnya Israel, Israel menerima bantuan militer rutin dari Amerika Serikat. Seperti sistem pertahanan ya, iron doom-nya, kemudian peralatan militer, dan teknologi, bahkan Amerika Serikat sering menggunakan hak veto ya di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi Israel dari berbagai sanksi-sanksi,” tandasnya.

Selain backup full dari Amerika Serikat, juga strategi diversifikasi ekonomi Israel itu sudah dilakukan dalam beberapa dekade. Dari sektor teknologinya sangat maju, bahkan banyak perusahaan teknologi besar, misalnya perusahaan siber perangkat lunak, teknologi pertanian mendominasi pasar global. Sebut saja misalnya Globe, Google, Intel, hardware, software, laptop, macam-macam ya, Bahkan perbankan.

“Jadi sangat kompleks Bung, belum peran lobi-lobi Israel di dunia internasional, pasti memengaruhi kebijakan luar negeri dari negara-negara yang dilobinya. Karena biasanya mereka berpengaruh di politik domestik, sehingga kemudian Israel cukup kebal terhadap boikot dan kritik internasional,” bebernya.

Yuana menuturkan, boikot produk Israel selama ini, berasal dari negara-negara yang lebih kecil, dianggap remeh, tidak bisa mengalahkan Amerika, tidak memiliki pengaruh besar di panggung internasional. Sederhananya bahkan yang memboikot itu sifatnya masih rakyat, masih warga negara, belum sampai pada level negara.

“Tapi ya itu, sekali lagi, negeri ini akan menghadapi tantangan-tantangan yang yang sifatnya global, sifatnya internasional, karena kekuatan lobi-lobi internasional Israel yang sudah di mana-mana,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yuana mengingatkan, sistem negara ini adalah demokrasi, sehingga seruan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid, berharap agar Indonesia mengeluarkan undang-undang boikot-boikot produk Israel, sudah naik satu level dari boikot yang selama ini diserukan oleh warga negara, menjadi masuk ke ranah sistemanya, ranah negara, atau ranah pemerintah.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: