Tebarkan Salam, Beri Makan, dan Shalatlah di Malam Hari Ketika Manusia Tertidur, Niscaya Anda Akan Masuk Surga dengan Selamat

Serial “Ramadhan Karim” Hari Keduapuluh Dua

Tebarkanlah Salam, Berilah Makan, dan Shalatlah di Malam Hari Ketika Manusia Tertidur, Niscaya Anda Akan Masuk Surga dengan Selamat

Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi SAW bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا باللَّيْل وَالنَّاسُ نِيامٌ، تَدخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلامٍ»

Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

«أَفْضَلُ الصيَّامِ بعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ المُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاةِ بعدَ الفَرِيضَةِ صَلاةُ اللَّيْل»

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

«صَلاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذا خِفْتَ الصُّبْح فَأَوْتِرْ بِواحِدَةِ»

Shalat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam. Maka apabila engkau takut masuk waktu subuh, hendaklah melakukan shalat witir satu rakaat.” (Muttafaq[un] ‘Alaih).

Juga dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, yang berkata:

«كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصلِّي منَ اللَّيْل مَثْنَى مَثْنَى، وَيُوترُ بِرَكعة»

Nabi SAW shalat malam dua rakaat salam, dua rakaat salam. Dan Beliau melakukan shalat witir satu rakaat.” (Muttafaq[un] ‘Alaih).

Keempat hadits ini berkaitan dengan shalat malam, penjelasan keutamaannya, dan cara melaksanakannya, yaitu dua rakaat salam, dua rakaat salam, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW. Jadi, shalat malam itu merupakan ibadah yang agung. Shalat malam merupakan salah satu amalan para Rasul dan orang-orang baik, serta salah satu amalan hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah. Shalat malam disyariahkan bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Untuk itu, hendaklah mengerjakan shalat Tahajjud di malam hari sesuai dengan apa yang Allah mudahkan, pada permulaan malam, pertengahan malam, atau akhir malam, menurut apa yang mudah untuk mengerjakannya. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

«مِنَ اللَّيلِ قَدْ أوْتَرَ رَسُولُ اللهِ ﷺ مِنْ أوَّلِهِ وَأوْسَطِهِ وَآخِرِهِ، فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ»

Dari setiap malam, Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, pertengahan malam dan akhir malam, dan shalat witirnya berakhir pada waktu Shubuh.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Shalat witir Nabi SAW biasa dikerjakan pada sepertiga malam terakhir, dan itu adalah yang terbaik. Dan barangsiapa takut tidak bangun di akhir malam, maka disyariahkan baginya untuk mengerjakan shalat witir dari awal malam. Nabi SAW menasehati Abu Hurairah dan Abu Darda untuk mengerjakan shalat witir di awal malam, dan nampaknya mereka takut tidak bangun di akhir malam.

Nabi SAW bersabda dalam hadits riwayat dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu:

«أيُّهَا النَّاسُ أطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلَامٍ»

Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).

Kaum Muslim disyariahkan atas empat hal ini, yaitu: menebar salam, memberi makan, menyambung tali silaturahmi, dan shalat malam. Ingat bahwa semua itu disyariahkan. Sehingga orang yang beriman ketika di jalan dan di rumah senantiasa menebarkan salam, bahkan dimanapun ia berada selalu menebaakan salam, karena meneladani Rasulullah SAW, serta menjadikan ibadah kepada Allah SWT; orang yang beriman senang memberi makan dan bersedekah kepada kerabatnya atau selainnya, di antara orang-orang fakir dan miskin. Suatu hari Rasulullah SAW ditanya: Amalan apakah yang terbaik dan paling utama? Beliau menjawab:

«أنْ تُطْعِمَ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأَ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ»

Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang sudah dan belum engkau kenal.” (Muttafaq[un] ‘Alaih).

Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia akan masuk surga Tuhannya dengan selamat. Semoga Allah SWT menjadikan kami dan kalian semua termasuk di dalamnya! [] Al-Ustadz Muhammad Ahmad An-Nadi

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 1/4/2024.

 

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: