Alhamdulillah, di penghujung bulan Syakban 1440 Hijriyah, Sabtu (4/5/2019) bada asar, berkesempatan hadir di majelis Tarhib Ramadan di Masjid Darul Yaqin Liang Anggang, Kota Banjarbaru.
Ustaz Abdul Hafiz, pengasuh Ponpes Darul Inqilabi, Karang Intan, Martapura, membahas seputar fikih puasa, bekal jemaah untuk memasuki Ramadan, bulan mulia, bulan penuh berkah, bulan perjuangan.
Jemaah pun mendapat kesempatan bertanya di akhir acara. Dari sejumlah pertanyaan, ada beberapa yang sempat ulun mencatatnya, mudah-mudahan kada khilaf ulun mencatat:
Pertama, soal orang yang beralasan tidak puasa, karena tidak sempat bersahur dan tidak berniat malam harinya.
Ustaz Abdul Hafiz menjelaskan, untuk niat puasa menurut Imam Syafi’i adalah setiap malam, sejak magrib sudah boleh berniat untuk puasa besok harinya. Kalau tidak berniat, maka tidak sah puasa. Adapun sahur hukumnya sunnah.
Bagi orang yang tidak berniat, maka dia tidak sah puasa, dan harus mengqadha. Tetapi dia juga wajib imsak, tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Kalau dia melakukan, berarti dia berdosa.
Kedua, Bagaimana puasa orang yang tidak salat?
Ustaz Abdul Hafiz mengutip pendapat beberapa ulama, kalau dari sisi sah tidaknya, maka puasa orang yang tidak salat sah, menggugurkan kewajibannya berpuasa.
Tetapi menurut Syekh Nawawi Al Bantani, kalau dari sisi diterima atau tidaknya oleh Allah Swt, maka antara satu kewajiban dengan kewajiban lain saling berkaitan.
Ketiga, Bagaimana supaya tetap semangat sepanjang Ramadan?
Menjawab ini, sidin mengibaratkan kalau kita hendak menyambut tamu agung, tentu rumah kita kita bersihkan, kita beri hiasan-hiasan, agar tamu tersebut betah di rumah kita.
Demikian juga Ramadan, agar semangatnya bertahan di dalam diri kita, maka kita harus membersihkan diri dengan taubat, memperbanyak istigfar di bulan Rajab. Kemudian di bulan Syakban menghiasi diri dengan memperbanyak salawat. Dengan demikian, semangat Ramadan akan betah di dalam diri kita.
Mengakhiri majelis ini, Ustaz Abdul Hafiz pun berpesan, perlu kita mempelajari fikih-fikih terkait perbuatan. Tidak hanya puasa, tapi semuanya. Dari Ibadah, Muamalah sampai Daulah. Wallahu a’lam.[]