Tampilan Poster Film Tanpa Jilbab Dinilai Sebagai Bentuk Perlawanan terhadap Rezim Iran
Mediaumat.id – Penyelenggara Festival Film ISFA edisi ke-13 yang menggunakan foto seorang wanita tanpa jilbab di posternya dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim teokratik Iran yang berkuasa saat ini.
“Saya menilai pihak penyelenggara festival film ini sedang melakukan perlawanan melalui tampilan tersebut terhadap rezim teokratik yang sedang berkuasa di Iran saat ini,” tutur Pengamat Hubungan Internasional Ahmad Hanafi Rais kepada Mediaumat.id, Senin (7/8/2023).
Menurutnya, ini sebagai reaksi atas kematian Amini akibat perlakuan aparat yang lalu. “Reaksi yang demikian memang menjadi saluran perlawanan bagi mereka yang menginginkan sekularisasi di Iran,” ujarnya.
“Ditambah lagi didukung oleh opini dari Barat melalui berbagai media mereka yang cenderung islamophobic, dan juga bernada orientalis, dengan mengangkat narasi yang absurd bahwa jilbab adalah alat kontrol negara atas warganya,” imbuhnya.
Padahal, katanya, jilbab atau hijab adalah bentuk ketaatan Muslimah pada Sang Pencipta.
Hanafi melihat gerakan lepas hijab/jilbab di Iran sejak kematian Amini oleh aparat makin terbuka saat ini. “Gerakan perlawanan terhadap rezim teokratik Iran menjadikan isu jilbab ini sudah sebagai simbol perlawanan politik. Ujungnya adalah pergantian rezim teokratik yang existing saat ini sekalipun hal ini juga bukan hal mudah,” ungkapnya.
Tapi, menurutnya, kelompok yang dianggap konservatif juga jumlahnya besar di Iran. Dan jika mereka termobilisasi oleh rezim, bisa ada potensi konflik horizontal antara mereka yang sekuler vs konservatif, sekalipun tidak sampai menjurus pada perang saudara.
“Tapi konflik horizontal ini yang akhirnya malah akan mengukuhkan kehadiran rezim, beserta para aparatnya, dengan narasi keamanan untuk menegakkan ketertiban di akhirnya nanti,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it