Taliban Minta Berbicara di Sidang Umum PBB di New York
Taliban telah meminta untuk berbicara dengan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB minggu ini di New York City.
Sebuah komite PBB akan memutuskan permintaan tersebut tetapi tidak mungkin terjadi selama sesi saat ini masih berlangsung di PBB.
Taliban juga menominasikan juru bicara mereka yang berbasis di Doha, Suhail Shaheen, sebagai duta besar Afghanistan untuk PBB.
Kelompok itu, yang menguasai Afghanistan bulan lalu, mengatakan utusan pemerintah sebelumnya yang telah digulingkan itu tidak lagi mewakili negara tersebut.
Permintaan untuk berpartisipasi dalam debat tingkat tinggi sedang dipertimbangkan oleh komite kredensial, yang sembilan anggotanya termasuk AS, China dan Rusia, menurut juru bicara PBB.
Tetapi mereka tidak mungkin bertemu sebelum akhir sesi Majelis Umum pada Senin depan. Sampai saat itu, di bawah peraturan PBB, Ghulam Isaczai akan tetap menjadi duta besar Afghanistan untuk badan global tersebut. Dia diperkirakan akan memberikan pidato di hari terakhir.
Namun Taliban mengatakan misinya “tidak lagi mewakili Afghanistan”. Tidak ada pemerintah yang secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah baru Afghanistan dan bagi PBB menyetujui calon duta besarnya akan menjadi langkah penting menuju penerimaan kelompok itu di dunia internasional.
Taliban juga mengatakan bahwa beberapa negara tidak lagi mengakui mantan Presiden Ashraf Ghani sebagai pemimpin Afghanistan. Ghani tiba-tiba meninggalkan Afghanistan saat gerilyawan Taliban memasuki ibu kota Kabul, pada tanggal 15 Agustus. Sejak itu dia mengungsi ke Uni Emirat Arab.
Di Afghanistan sendiri, menteri terakhir dari pemerintahan yang digulingkan, Wahid Majrooh, telah meninggalkan jabatannya sebagai menteri kesehatan masyarakat setelah mendengar bahwa dia telah diganti. [Sumber: BBC]
Komentar:
Terlepas dari kemenangan mereka, Taliban menyia-nyiakan kesempatan demi kesempatan untuk menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya. Dari dibentuknya pemerintah sementara di bawah bimbingan Barat hingga mengakui PBB, Taliban terus menggarisbawahi kepatuhannya pada prinsip-prinsip politik dan pemerintahan Barat yang asing bagi Islam.