Taliban Menang Secara Militer, Akankah Kalah Secara Politik?
Dengan Taliban mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar Afghanistan, maka Taliban tengah membentuk kebijakan politiknya, sehingga terlihat bagaimana mereka berencana untuk bekerjasama dengan negara-negara tetangga, dan mereka yang berkepentingan di Afghanistan.
Berbicara kepada South China Morning Post, juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan: “Kami menyambut mereka (China). Jika mereka memiliki investasi, dan tentu saja kami menjamin keselamatan mereka, sebab keamanan mereka sangat penting bagi kami.”
“Kami telah ke China berkali-kali, dan kami memiliki hubungan baik dengan mereka,” katanya.
“China adalah negara sahabat yang kami sambut baik untuk rekonstruksi dan pembangunan Afghanistan,” imbuhnya.
Juru bicara Taliban juga mengatakan kelompoknya tidak akan mengizinkan “kelompok separatis, termasuk Gerakan Islam Turkestan Timur, untuk beroperasi di Afghanistan”.
“Ya, mereka tidak akan diizinkan masuk. Juga, ada orang dari negara lain yang ingin menggunakan Afghanistan sebagai tempat untuk melancarkan serangan terhadap negara lain. Kami telah berjanji bahwa kami tidak akan mengizinkan mereka, jika mereka adalah individu atau entitas yang melawan negara mana pun, termasuk melawan China. Ini adalah kewajiban kami berdasarkan perjanjian Doha, dan kami berkomitmen pada perjanjian ini,” jelasnya.
Taliban telah mencapai sukses besar di medan perang, tetapi kebijakannya selalu kurang memahami rencana kekuatan global dan para anteknya, seperti Pakistan dan Arab Saudi. Berbagai komentar tentang China meninggalkan banyak hal yang diinginkannya. Untuk itu, Taliban perlu memastikan bahwa mereka tidak akan kalah di medan perang politik setelah menang di medan perang militer (hizb-ut-tahrir.info, 14/07/2021).