Tak Mampu Tuntaskan Persoalan Palestina, Umat Harus Tolak PBB Ganti Khilafah Islamiah
Mediaumat.info – Dengan melihat banyaknya Resolusi PBB yang ternyata tak mampu menuntaskan persoalan Palestina selama ini, sudah seharusnya umat Islam menolak organisasi pengganti Liga Bangsa-Bangsa itu.
“Yang harus dilakukan oleh umat Islam adalah menolak Dewan Keamanan (DK) PBB, menolak PBB,” imbau Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.info, Ahad (24/12/2023).
Sebagai gantinya, sambung Farid, umat Islam membangun kekuatan politik baru atau apa yang disebut dengan Khilafah Islamiah yang bakal menyatukan seluruh kaum Muslimin di dunia dan menjadi kekuatan politik global.
Sehingga, terkait apa yang harus dilakukan DK PBB secara normatif untuk menuntaskan persoalan di negeri-negeri Muslim termasuk Palestina ini, tak perlu lagi terbersit pertanyaan dimaksud dalam benak umat Islam.
“Karena itu kita tidak perlu (lagi) mempertanyakan bagaimana seharusnya normatifnya Dewan Keamanan PBB, karena itu tidak akan menyelesaikan masalah,” cetus Farid.
Pun pasalnya, sejak awal organisasi ini memang dirancang untuk menjaga kepentingan negara-negara Barat dengan adanya hak veto yang bisa dipakai untuk membatalkan keputusan, ketetapan, atau rancangan peraturan anggota Dewan Keamanan oleh anggota tetap DK PBB.
Sementara sekadar diketahui, negara anggota tetap DK PBB tersebut adalah Amerika Serikat (AS), Cina, Prancis, Rusia, dan Inggris.
Lebih jauh, tambah Farid, pada awal berdirinya, kala itu bernama LBB, organisasi ini merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara Eropa yang berbasis Nasrani. Salah satunya untuk menolak upaya perluasan dakwah Islam (futuhat) yang dilakukan Kekhilafahan Islam kala itu.
Terbukti, seperti diketahui bersama, DK PBB yang baru-baru ini mengeluarkan resolusi yang lebih lunak dalam upaya untuk menghindari veto dari AS, yaitu hanya menuntut langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses seputar bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dengan kata lain, DK PBB tidak lagi mengajukan untuk ditetapkannya resolusi gencatan senjata yang menurut Farid, bisa menghentikan kebiadaban zionis Yahudi meskipun sementara.
Tak ayal, Farid menyebut mitos jika pembentukan PBB juga untuk mewakili Islam berikut dunia secara keseluruhan. “Mitos seolah PBB ini mewakili dunia Islam, dunia secara keseluruhan,” lontarnya.
Hal ini selaras dengan keterangan di dalam Kitab Mafahim Siyasiyah, yang kata Farid, memaparkan bahwa yang menjadi penyebab penderitaan umat di dunia adalah keberadaan negara-negara imperialis dan organisasi seperti PBB.
PBB Alat Politik Barat
Di samping menunjukkan sikap hipokrit Barat karena meloloskan resolusi seputar dibukanya akses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, tetapi tak ingin perang berhenti, adanya hak veto membuktikan PBB adalah alat politik AS.
“PBB itu posisinya sekadar menjadi alat politik Amerika untuk menunjukkan seolah persoalan dunia ini sangat bergantung kepada Amerika,” ungkapnya, seraya menyebut hal ini sebagai sikap arogan.
Untuk itu, sekali lagi umat semestinya menyadari bahwa di samping pentingnya mengirimkan bantuan kemanusiaan sebagai langkah sementara, terdapat solusi jangka panjang yang juga tak kalah pentingnya, yakni menghilangkan pangkal persoalan penyebab konflik di sana.
“Solusi bagi umat Islam (di Gaza, Palestina), itu adalah dengan menghilangkan pangkal persoalannya,” kata Farid, sembari menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah keberadaan entitas penjajah Yahudi.
Namun menurut Farid, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memobilisasi para tentara di negeri-negeri Muslim di seluruh dunia, terutama di negara-negara Arab.
Lebih jauh lagi, sebagaimana dipaparkan sebelumnya, upaya melenyapkan entitas penjajah Yahudi dari Bumi Palestina bisa terlaksana ketika umat Islam di seluruh dunia bersatu dan berada dalam satu komando sang khalifah.
“Itu hanya bisa dilenyapkan dengan mobilisasi militer, pasukan-pasukan negeri Islam, dan kesatuan umat Islam,” pungkasnya, yang berarti umat bersatu di bawah naungan Khilafah Islamiah.[] Zainul Krian