Tak Hanya Bantuan Kemanusiaan, Harusnya AS Hentikan Sumber Masalahnya

Mediaumat.info – Jika memang benar ingin membantu warga di Gaza, Palestina, Amerika Serikat (AS) seharusnya menghentikan sumber masalahnya. Hal ini diungkapkan Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana kepada media-umat.info, Senin (11/3/2024).

Artinya, jelas Budi, tak hanya memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan atau kebutuhan pokok yang lain. Tetapi untuk bisa membebaskan Palestina, lebih kepada menghentikan bahkan menghilangkan penjajahan oleh entitas Zionis Yahudi atas bangsa Palestina.

Pasalnya, apabila penjajahan dimaksud masih berlangsung, maka bantuan dalam bentuk apa pun secara signifikan tidak akan berarti. “Bila penjajahan masih berlangsung, maka bantuan apa pun tidak ada artinya,” tandasnya.

Melalui Udara

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dengan alasan blokade Zionis Yahudi atas pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sejumlah negara merasa terpaksa mengirimkan bantuan melalui udara menggunakan pesawat.

Sebutlah AS pada Ahad (3/3) lalu, menerjunkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebanyak 30 ribu paket makanan menggunakan tiga pesawat militer. Penyaluran bantuan ini bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania.

Namun, bantuan itu dinilai salah seorang warga Palestina, tidak ada gunanya. Sebab banyak yang justru jatuh ke laut atau ke wilayah yang dikuasai tentara Zionis.

“Banyak bantuan yang justru jatuh ke laut atau ke wilayah yang dikuasai tentara Israel. Ada ribuan orang yang berlarian menuju beberapa paket bantuan. Mereka mempermainkan kami,” kata seorang warga Palestina di selatan Gaza, Ahmad Mansour, kepada Middle East Eye.

Bahkan dalam sepekan terakhir beredar video yang memperlihatkan ribuan warga Palestina berkumpul di Pantai Gaza, melihat paket bantuan kemanusiaan yang mendarat di laut.

Ada juga warga yang terpaksa berenang atau menggunakan perahu kecil, demi mengambil bantuan tersebut.

Seorang ibu tiga anak yang tinggal di selatan Gaza, Samah al-Kahlout, menyebut dirinya tak punya peluang untuk menerima bantuan apa pun jika bantuan diberikan dengan cara seperti itu.

“Ketika saya mendengar bahwa Yordania akan memberikan bantuan, saya langsung lari. Anak-anak saya sudah lama tidak mendapatkan makanan yang layak,” kata dia.

Ibu berusia 37 tahun itu harus pergi sendiri untuk mengambil bantuan, karena suaminya terluka.

“Saya tidak bisa berlari cukup cepat untuk mengambil paket bantuan. Saya juga tidak bisa berenang. Saya akhirnya hanya berdiri di sana menyaksikan orang berlomba-lomba mendapat makanan untuk keluarga mereka. Saat ini kelangsungan hidup adalah untuk yang terkuat,” ungkapnya.

Tak ayal, semakin banyak warga Palestina yang juga merasa tidak aman untuk berkumpul mengambil bantuan yang dijatuhkan dari udara, karena takut ditembak atau dibunuh tentara Zionis.

Hal ini setelah pekan lalu, lebih dari 100 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka, ketika pasukan Zionis menembaki konvoi truk bantuan di Jalan al-Rasheed, Kota Gaza.

Melihat semua hal tersebut, kata Budi lebih lanjut, dunia Islam terlebih Barat dipandang tak hanya mempermainkan namun melecehkan dan merendahkan warga Gaza.

Lebih-lebih, mereka membiarkan penjajahan, pembunuhan, hingga apa yang disebut banyak pihak sebagai tindakan genosida, terus dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi atas warga Gaza.

Lantas ketika memberikan bantuan, mereka malah melakukan dengan cara yang menurutnya, sangat tidak manusiawi. Yaitu dengan melemparkan dari udara, dan membiarkan Muslim Palestina berebut dan bersusah payah mendapatkannya.

“Sungguh penghinaan yang amat sangat,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Share artikel ini: