Tajikistan Larang Jilbab dan Perayaan Hari Raya Islam, Bagian dari Kebijakan Barat

 Tajikistan Larang Jilbab dan Perayaan Hari Raya Islam, Bagian dari Kebijakan Barat

Mediaumat.info – Menanggapi pelarangan jilbab dan hari raya Idul Fitri-Idul Adha di negeri Muslim Tajikistan, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan, hal itu adalah bagian kebijakan Barat untuk menghilangkan akar Islam di Asia Tengah.

“Ini merupakan bagian dari kebijakan negara-negara Barat untuk menghilangkan akar Islam di Asia Tengah,” ujarnya kepada media-umat.info, Ahad (23/6/2024).

Menurut Farid, Barat dan juga Rusia benar-benar ingin menghilangkan akar Islam di Asia Tengah karena kekuatan kaum Muslim di Asia Tengah itu sangat luar biasa. Di Asia Tengah selain letak geografisnya yang strategis yakni berhadapan dengan Rusia dan Cina, Asia Tengah juga kaya akan kekayaan alamnya. Sehingga apabila umat Islam di Asia Tengah ini dengan potensi kekuatan dan kekayaan alamnya bersatu, maka ini yang dikhawatirkan negara-negara Barat termasuk Cina.

Farid membeberkan, akar Islam di Asia Tengah sangat kuat. Hal itu bisa dilihat dari para ulama yang berasal dari Asia Tengah merupakan para ulama besar di kalangan kaum Muslim, seperti Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, dan lainnya. Selain itu Asia Tengah dahulu juga menjadi bagian dari kekhilafahan Islam sehingga akar Islam sangat kuat di Asia Tengah.

Farid melihat, apa yang dilakukan oleh rezim Tajikistan dengan melarang jilbab dan merayakan hari raya kaum Muslim adalah bagian dari peran mereka secara regional dalam menjadi kaki tangan negara-negara Barat. Dan hal ini telah membongkar siapa sebenarnya para penguasa-penguasa negeri Muslim tersebut.

Farid memandang, para penguasa atau para politisi yang saat ini berkuasa di Asia Tengah dulunya adalah para pemimpin dan politisi di era Uni Sovyet berkuasa. Sehingga akar pemikiran dari mereka adalah komunisme yang sangat membenci Islam. Hanya saja setelah runtuhnya Uni Sovyet dan terjadi perubahan di kawasan Asia Tengah, para politisi tersebut berganti wajah seolah-olah mendukung Islam.

Terakhir Farid berpesan, bahwa mau tidak mau umat Islam di Tajikistan dan juga di Asia Tengah harus bersabar dan terus berjuang. Sebab kata Farid, karakter umat Islam di Asia Tengah adalah umat Islam yang tangguh. Hal itu terbukti umat Islam disana meskipun dibawah tangan besi rezim komunisme mereka tetap bertahan dan Islam masih ada di hati mereka.

“InsyaAllah mereka akan siap menghadapi ini, dan tidak akan bisa dibendung lagi oleh rezim-rezim binaan Rusia atau Amerika,” pungkasnya. [] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *