Forum Tabayyun Kota Kediri bersama ratusan umat Islam menyambut datangnya Tahun Baru Hijrah 1441 H dalam kemasan agenda Tabligh Akbar dengan Tema Hijrah Menuju Syariah Kaffah pada hari Sabtu, 31 Agustus 2019.
Ustadz Ali Maksum, selaku shohibul hajat saat membuka acara, menegaskan tujuan acara ini dalam rangka menumbuhkan kecintaan pada penanggalan tahun Islam.
“Juga untuk menyegarkan kembali pemahaman kaum Muslim terhadap satu peristiwa besar, yakni hijrahnya Rasulullah saw. dan para Sahabat ra. dari Makkah ke Madinah.” Tuturnya.
Mubaligh kedua, Ustadz Dariyanto, pengasuh majlis Taklim al Haromain menyampaikan bahwa Tahun Baru Hijrah kali ini hadir dalam suasana penuh keprihatinan karena negeri ini sedang dilanda berbagai bencana.
“Meski waktu terus berubah dan tahun pun terus berganti, kondisi masyarakat di negeri ini yang mayoritasnya adalah umat Islam belum mengalami perbaikan. Keadaannya bahkan cenderung memburuk. Saatnya kita semua bangkit bersama penerapan Syariah secara kaffah.” Papar Ustadz Dariyanto.
Mubaligh berikutnya, Ustadz Mahsun, Pengasuh Majlis Taklim Al Hikmah menyampaikan agar umat Islam meneladani Rasulullah SAW.
“Hijrah Rasulullah saw. ke Madinah merupakan titik balik perubahan menuju terwujudnya kejayaan Islam setelah kurang lebih 13 tahun diperjuangkan oleh Beliau di Makkah.” Papar beliau.
Sementara KH. Ahmad Djauhari, pengasuh Majlis Taklim Al Hikam menyampaikan bahwa Peringatan Tahun Baru Hijrah adalah terkait dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah.
“Peristiwa hijrah tersebut dipahami sebagai titik baru perubahan menuju terwujudnya kondisi masyarakarat yang lebih baik.” Tutur beliau.
“Selama berdakwah di Makkah, Rasulullah saw. banyak mengalami kendala berupa tantangan dan ancaman dari masyarakatnya sendiri, kaum kafir Quraisy. Kondisi buruk itu terus berlangsung selama 13 tahun sejak Nabi Muhammad saw. menerima risalah kerasulan.” Ulasnya di hadapan ratusan jamaah yang hadir.
“Keburukan sistem Jahiliah yang dijaga oleh para penguasa Makkah ini telah menutup segala upaya perubahan yang oleh dibimbing wahyu.” Imbuhnya.
“Namun, cahaya harapan baru mulai bersinar di Madinah. Adanya kekuatan Islam yang secara nyata di Madinah, dan kesanggupan masyarakat Madinah untuk menerima Rasulullah sebagai pimpinan dalam menata kehidupan bermasyarakat, merupakan pendorong bagi Rasulullah untuk hijrah.” Pungkasnya.
Senada dengan mubaligh sebelumnya, Ustadz Khoiri menyampaikan Hijrahnya Rasulullah ke Madinah, di samping karena perintah Allah SWT, juga demi keberhasilan dakwahnya untuk menata masyarakat yang lebih baik berdasarkan syariah Allah dalam wadah Daulah Islamiyah.
“Hijrah tersebut juga merupakan batas pemisah tahapan-tahapan dakwah Rasulullah, yaitu dari dakwah secara fikriyyah (pemikiran) ke sebuah kekuatan politik yang mampu menerapkan sekaligus menyebarluaskan Islam melalui jalan dakwah.” Tutur beliau.
Walhasil, menurut beliau Awal tahun Tahun Baru Hijrah dan hari-hari ke depan adalah hari untuk menggelorakan kebangkitan Islam menuju perubahan hakiki dan mendasar.
“Perubahan yang hakiki adalah perubahan yang dapat menyelesaikan secara tuntas seluruh persoalan kaum Muslim di seluruh dunia saat ini.” Pungkas Ustadz Khoiri. [Yusa]