Mediaumat.news – Beredar video singkat ikrar di Gedung DPRD Cirebon yang dibacakan oleh Affiati,A.Ma selaku Ketua DPRD Kota Cirebon pada saat menemui peserta demo penolakan RUU HIP.
Ikrar tersebut menuai reaksi warganet karena saat pembacaan Ikrar di dalam Gedung DPRD Kota Cirebon pada Senin 6 Juli 2020, khususnya pada pembacaan Kalimat poin ketiga, tiba2 berhenti..
“Demi Allah, kami akan menjaga NKRI dari Faham Komunisme & Khilafah…”
Dijabarkan Setelah membaca kalimat Khilafah, tiba-tiba Ketua Dewan berhenti dan mencoret redaksi khilafah.
Menanggapi video tersebut, Direktur Tabayyun Center, Muh. Arifin memberikan tanggapan positif kepada anggota dewan yang tidak memposisikan ajaran Islam yakni khilafah sebagai ancaman negara.
“Ini hal yang wajar saja, beliau adalah muslimah, tentu beliau tidak alergi ajaran Islam dan tidak memposisikan ajaran khilafah sebagai ancaman. Namun jika kita mendalami opini-opini negatif terhadap ajaran Islam Khilafah sesungguhnya asumsi dasar di balik semua opini negatif itu adalah pengakuan terhadap paham sekularisme.” Ujar Arifin kepada jurnalis Media Umat (10/7/2020)
Melalui telepon, Arifin menegaskan, “Bila kita telaah, diterapkannya Syariah Islam secara kaffah melalui institusi Khilafah akan mewujudkan rahmatan lil ‘alamin berupa terwujudnya kemaslahatan yakni jalb al-mashalih dan tercegahnya kemafsadatan yakni dar’u al-mafasid, dan ini merupakan hasil dari penerapan syariah Islam secara kaffah, bukan ‘illat (alasan hukum) pensyariatan hukum syariah.” Imbuhnya.
Karena itu, lanjut Arifin, kerahmatan Islam bagi alam semesta merupakan konsekuensi logis dari penerapan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan manusia. “Kerahmatan Islam tidak akan terwujud jika Islam hanya diambil sebagai simbol, slogan, asesoris dan pelengkap penderita yang lain. Kerahmatan Islam tidak akan ada jika Islam hanya diambil ajaran spiritual dan ritualnya saja, sementara ajaran politiknya ditinggalkan,” bebernya.
Lanjut Arifin, Islam telah terbukti membawa kerahmatan bagi seluruh alam. “Itulah Islam yang hidup sebagai peradaban di tengah umat manusia, diterapkan, dipertahankan dan diemban oleh umat manusia di bawah naungan Khilafah Rasyidah,” pungkas Arifin. []Rey